BEI catatkan transaksi SPPA senilai Rp246,1 triliun di 2024
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan nilai transaksi Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) mencapai senilai ...
![BEI catatkan transaksi SPPA senilai Rp246,1 triliun di 2024](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2024/09/17/sun.jpg)
Jakarta (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan nilai transaksi Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) mencapai senilai Rp246,1 triliun pada tahun 2024, atau meningkat lebih dari 76 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun 2023.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan SPPA semakin memperkuat posisinya sebagai sentral ekosistem perdagangan surat utang di pasar sekunder Indonesia, dengan memperlihatkan kinerja yang semakin cemerlang pada tahun 2024.
“Dari sisi pangsa pasar, saat ini market share SPPA telah mencapai 16 persen sepanjang tahun 2024 untuk seluruh transaksi interdealer market, atau meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan pada tahun 2023,” ujar Jeffrey di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, berbagai upaya secara strategis dan terintegrasi terus dilakukan oleh BEI untuk meningkatkan peran SPPA dalam memudahkan para pelaku pasar.
Selain peningkatan fungsi dan kapabilitas teknis SPPA beserta ekosistem, lanjutnya, BEI berupaya terus meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinergi dengan para pelaku pasar, pemangku kepentingan, serta mitra strategis lainnya, baik dalam skala nasional maupun global.
“SPPA kami rancang sedemikian rupa untuk menjawab kebutuhan pelaku pasar surat utang di Indonesia, dengan berorientasi kepada kemudahan, efisiensi, dan kenyamanan pengguna jasanya,” ujar Jeffrey.
Ia melanjutkan, target BEI dalam peningkatan peran SPPA adalah untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi perdagangan surat utang Indonesia.
"Terlebih, sejumlah mitra strategis yang menjadi pemimpin pasar global dalam penyediaan sarana informasi perdagangan pasar keuangan dan pasar modal pun telah memulai langkah strategis membangun kemitraan dengan SPPA," ujar Jeffrey.
Selain itu, pihaknya juga sedang mengupayakan agar SPPA dapat berperan sebagai salah satu bagian dari ekosistem infrastruktur pasar keuangan untuk mendukung pemerintah dalam membangun pasar uang modern yang dapat menciptakan sinergi pembiayaan ekonomi.
“Untuk itu, mulai kuartal I-2025, SPPA akan menyediakan layanan transaksi repurchase agreement (repo) dengan menggunakan underlying surat utang,“ ujar Jeffrey.
Baca juga:
Baca juga:
Selain untuk melakukan transaksi surat utang, Ia menambahkan bahwa perluasan layanan itu bertujuan agar pelaku pasar dapat memperoleh manfaat tambahan untuk dapat melakukan transaksi pasar uang di SPPA.
Pihaknya berharap, SPPA dapat menjadi pilihan terbaik bagi para pelaku pasar yang mendambakan proses transaksi surat utang dan repo yang terintegrasi, efektif, dan efisien.
“Dengan sistem yang andal serta layanan yang lebih lengkap, SPPA diharapkan dapat menjadi pilihan utama, baik dari para pelaku pasar perdagangan Surat Utang maupun pelaku perdagangan di Pasar Uang,” ujar Jeffrey.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025