BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

BMKG melakukan operasi modifikasi cuaca untuk memitigasi curah hujan yang ekstrem di Sumatera Barat.

BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama delapan hari di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). OMC ini bertujuan untuk memitigasi dampak bencana hidrometeorologi ekstrem selama puncak musim hujan di Sumbar.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengatakan OMC di Sumbar berhasil mengurangi dampak buruk bencana hidrometeorologi.

Selama proses OMC, total telah dilaksanakan sembilan sorti penerbangan penyemaian awan dengan total sembilan ton bahan NaCI powder. Penyemaian awan ini secara kumulatif dilaksanakan dalam waktu 16 jam 11 menit.

“BMKG melaksanakan OMC di Provinsi Sumatera Barat diawali dengan permintaan dari penjabat gubernur Sumatera Barat kepada kepala BMKG, dengan tujuan untuk membantu mengurangi hujan dalam kategori lebat hingga ekstrem agar tidak menyebabkan bencana hidrometeorologi,” ujar Seto dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (30/1).

OMC Mereduksi Curah Hujan Ekstrem

Berdasarkan data BMKG, terdapat indikasi hujan di Sumatera Barat dengan kategori intensitas sangat lebat atau berada pada level 100-150 milimeter per hari hari (mm/hari). Karena itu, OMC dilakukan untuk mereduksi tingginya intensitas curah hujan tersebut agar bencana yang tidak diinginkan terjadi.

Hasilnya, selama periode OMC tidak terjadi hujan dengan intensitas ekstrem lebih dari 150mm/hari. Kondisi itu berbeda sekali dengan periode sebelum OMC ketika kejadian hujan sangat lebat masih cukup intens. Bahkan, beberapa kali curah hujan terukur ekstrem.

Seto menjelaskan, dengan regulasi dan ekosistem yang ada sekarang, OMC dapat dilakukan baik oleh BMKG sendiri maupun oleh operator swasta yang diinisiasi oleh K/L terkait dan didampingi oleh BMKG dalam pelaksanaannya.

"Kami juga telah melakukan sosialisasi ke hampir seluruh pemangku kepentingan di provinsi-provinsi di Indonesia untuk menyampaikan mekanisme OMC Aksi Dini BMKG,” ujarnya.