Buntut LPG 3 Kg Sulit, Harga Makanan di Warteg Terancam Naik
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik warung tegal (warteg) meminta pemerintah tidak mempersulit pembelian 'Liquified Petroleum Gas' (LPG) ukuran 3 kilogram (kg) di agen, pangkalan maupun warung terdekat. Mereka khawatir harga...
Warga antre membeli gas 3 kilogram di Jalan Rajawali, Kota Bandung, Selasa (4/2/2025). Masyarakat beberapa hari terakhir ini kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg setelah ada aturan yang melarang warung pengecer untuk menjual LPG 3kg.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik warung tegal (warteg) meminta pemerintah tidak mempersulit pembelian 'Liquified Petroleum Gas' (LPG) ukuran 3 kilogram (kg) di agen, pangkalan maupun warung terdekat. Mereka khawatir harga makanan di warteg akan naik jika gas melon sulit didapat dan harganya meningkat.
"Pinginnya sih kita pemerintah lebih mempermudah aja pembelian gas, biar ga susah nyarinya. Karena kita warteg gini kan pakainya tabung elpiji 3 kg itu," kata seorang pemilik warteg bernama Supriati (43) saat ditemui di Kampung Bulak, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu.
Selain itu, Supriati juga meminta pemerintah menambah stok elpiji ukuran 3 kg di agen dan warung sekaligus untuk menstabilkan harga gas.
Jika harga gas ikut naik, kata Supriati, akan berpengaruh pada harga yang dijual dan keuntungan yang didapatkan.
"Harganya juga jangan naik naik, karena kan nanti bingung juga sama masakan kita," kata Supriati.
Supriati mengaku sejak awal Februari 2025, ia merasa kesulitan membeli elpiji 3 kg. Untungnya, Supriati sudah berlangganan di salah satu agen gas di dekat rumahnya.
"Memang agak susah sih dapat gas itu, biasanya kan langsung dikirim ya, sekarang lama kirimnya. Biasanya beli langsung ke agen. Kalau dari stok sih biasanya diutamain karena kita udah pelanggan," ujar Supriati.
Loading...
sumber : Antara