Etana produksi vaksin lokal wujudkan kemandirian farmasi nasional
Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), perusahaan biofarmasi Indonesia berkomitmen mendukung program pemerintah dalam ...
Jakarta (ANTARA) - Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), perusahaan biofarmasi Indonesia berkomitmen mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produksi vaksin dalam negeri sebagai salah satu upaya untuk mencapai ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional.
Hal itu dibuktikan dengan pencapaian Etana di 2024 yang berhasil mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Nomor Izin Edar (NIE) untuk produk vaksin PCV-13, yang kini menjadi bagian dari program imunisasi rutin nasional.
Director of Anti Infectious Business Unit Etana Indra Lamora dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan vaksin PCV-13 yang diproduksi secara lokal oleh Etana diharapkan dapat memberikan solusi terhadap kebutuhan vaksin yang aman, terjangkau, dan berkualitas bagi masyarakat. Selain itu, juga dapat menurunkan ketergantungan pada vaksin impor.
"Sebagai perusahaan bioteknologi nasional, Etana merasa bangga mendapatkan kepercayaan pemerintah untuk memasok vaksin PCV-13 dalam program imunisasi rutin. Dengan dukungan pemerintah ini, kami semakin termotivasi untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk bioteknologi dan vaksin lainnya yang bermanfaat untuk masyarakat," ujar Indra.
Indra mengatakan produksi vaksin lokal juga membuka peluang ekspor ke negara-negara ASEAN dan OKI. Sekaligus mendorong pertumbuhan industri bioteknologi nasional serta menciptakan lapangan pekerjaan.
"Dengan memproduksi produk lokal, Etana juga dapat membuka peluang dan meningkatkan akses untuk ekspor produk vaksin ini ke negara-negara ASEAN dan OKI," ucap Indra.
Adapun di 2025 ini, Etana berkomitmen pada dua prioritas utama. Pertama, memastikan ketersediaan produksi dalam negeri, khususnya vaksin PCV-13 untuk mendukung program imunisasi rutin pemerintah. Kedua, melanjutkan pengembangan vaksin inovatif dalam negeri seperti vaksin HPV dan T yang menjadi bagian dari perluasan imunisasi pemerintah.
"Dua vaksin ini merupakan pencanangan perluasan imunisasi rutin oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dengan tujuan untuk mengeliminasi kejadian kanker serviks dan mencegah penularan tuberkulosis di Indonesia," kata Indra.
Etana juga aktif menjalin kolaborasi strategis untuk menghadapi tantangan kesehatan lainnya. Salah satu inisiatif terbaru, yakni pengembangan vaksin dengue dalam negeri. Dalam hal ini, Etana bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan dari LPDP.
"Demam berdarah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan upaya berkelanjutan antara kementerian, lembaga, industri, dan juga universitas," kata dia.
Dengan visi sebagai katalisator dalam transformasi kesehatan nasional, Etana berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Etana juga mengharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan kesehatan nasional. Kami percaya dengan bekerja sama kita dapat membangun sistem kesehatan yang lebih kuat," ujar Indra.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025