9 Dampak Negatif Menonton Video Pendek bagi Anak
Video pendek di berbagai platform media sosial ternyata memiliki dampak negatif bagi anak. Apa saja?
TEMPO.CO, Jakarta - Menonton (shorts) saat ini semakin populer di kalangan anak-anak, terutama generasi Alpha yang lahir antara 2010 hingga 2024. Video pendek ternyata memiliki dampak negatif bagi anak-anak, terutama jika digunakan tanpa pengawasan atau pemahaman yang tepat.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa pada anak yang kerap menonton video pendek:
1. Konten Tidak Pantas
Video pendek di berbagai platform seperti YouTube Shorts, TikTok, dan Instagram mengandung konten kekerasan, bahasa kasar, materi dewasa, berbahaya atau perilaku yang tidak aman. Anak-anak yang tidak diawasi dengan baik mungkin terpapar dengan konten ini.
2. Gangguan Tidur
Video pendek yang berfokus pada animasi berulang menjadi sangat menarik bagi anak-anak. Hal ini tentunya sangat mengganggu waktu tidur dan aktivitas sehar-hari anak. Anak berusia di atas 6 tahun perlu tidur sekitar 12 jam.
3. Perbandingan Sosial
Anak yang terpapar konten video pendek mungkin merasa terdorong untuk membandingkan diri mereka dengan kreator populer. Ini dapat mengganggu harga diri mereka dan memicu perasaan tidak memadai. Kondisi ini juga memicu anak menghadapi risiko fisik dan mental.
4. Gampang Cemas
Video pendek memungkinkan anak menjadi lebih gampang cemas, depresi, dan kecenderungan melukai diri sendiri. "Kebiasaan itu mempengaruhi perkembangan anak, keterampilan sosial, perhatian, dan kesehatan mental secara umum, dengan aktivitas di dunia nyata digantikan aktivitas virtual," kata hipnoterapis Chris Meaden.
5. Mudah Marah
Selain masalah emosional, anak mungkin lebih gampang marah, frustasi akibat hal-hal sepele, tidak sabar, dan semakin sering marah dan mengamuk. "Waktu layar yang berlebihan bisa mengganggu otak anak, membuatnya lebih sulit fokus dan mengelola emosi," ujar konselor dan psikoterapis Claire Law.
6. Menurunkan Daya Ingat
Menonton video berdurasi pendek, terutama pada TikTok bisa mengurangi daya ingat dan konsentrasi anak. Hal ini juga mempengaruhi kemampuan untuk memusatkan perhatian pada konten yang lebih panjang. Banyak pengguna TikTok melaporkan kesulitan dalam fokus pada video yang lebih lama, bahkan menganggapnya sebagai situasi yang menimbulkan stres.
7. Membuat Kecanduan
Video pendek didesain untuk membuat penggunanya kecanduan, terutama aplikasi TikTok. Dengan fitur unlimited scrolling dan algoritma yang terus memperbarui rekomendasi video berdasarkan minat pengguna, platform ini menciptakan kebiasaan yang sulit untuk dilepaskan. Terlebih, TikTok digerakkan oleh voyeurisme sosial. Sebuah penelitian menemukan voyeurisme sosial adalah jenis konten membuat ketagihan bagi kaum muda untuk menikmati kehidupan orang asing.
8. Meningkatkan Ketergantungan
Dengan algoritma yang berfokus pada hiburan, video pendek memberikan cara instan dalam menghilangkan kebosanan. Namun, ini juga berarti anak semakin sulit untuk menghibur diri sendiri tanpa menggunakan aplikasi tersebut. Sebuah penelitian menemukan peningkatan akses terhadap teknologi, selanjutnya memicu kecanduan digital.
9. Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca pada anak-anak dan remaja dapat terhambat oleh penggunaan video pendek. Hal ini disebabkan otak manusia lebih cepat mencerna informasi visual daripada teks. Kondisi ini menyebabkan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di aplikasi media sosial, sehingga mengalami keterlambatan dalam perkembangan kemampuan membaca mereka.
SOCIAL MEDIA PSYCHOLOGY | UMA.AC.ID
Pilihan Editor: