Keistimewaan Jumat disebut Sayyidul Ayyam atau Raja Hari dalam Islam
Hari Jumat memiliki keistimewaan dalam ajaran Islam. Hari Jumat dikenal sebagai Sayyidul Ayyam atau Raja Hari, sebuah ...
Jakarta (ANTARA) - Hari Jumat memiliki keistimewaan dalam ajaran Islam. Hari Jumat dikenal sebagai Sayyidul Ayyam atau Raja Hari, sebuah sebutan yang mengandung makna mulianya posisi hari ini di mata Allah SWT dan Rasul-Nya.
Bukan hanya sekadar tanda penghujung pekan menuju hari libur, bagi umat Muslim hari Jumat merupakan momen penuh berkah dan kemuliaan yang diberikan Allah SWT untuk hambanya.
Sebutan Sayyidul Ayyam berasal dari bahasa Arab yang artinya 'Rajanya Hari'. Hari Jumat disebut Sayyidul Ayyam karena menjadi satu-satunya hari yang memiliki banyak keberkahan.
Rasullullah SAW pernah bersabda hari Jumat sebagai hari paling utama dan mulia dibanding hari-hari lainnya.
Baca juga:
"Hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat. Pada hari itu Adam AS diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan daripadanya dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jumat.” (H.R Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa hari Jumat memiliki hubungan erat dengan peristiwa besar dalam sejarah umat manusia. Dari penciptaan Nabi Adam AS hingga peristiwa Hari Kiamat, semua dikaitkan dengan hari yang penuh keistimewaan ini.
Keistimewaan hari Jumat lainnya sehingga disebut rajanya hari atau penghulu hari, telah dijelaskan dalam sebuah hadis Al-Imam al-Syafi’i dan Al-Imam Ahmad diriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah.
"Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya idul fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat".
Baca juga:
Selain itu, bagi umat Muslim yang meninggal di hari Jumat, niscaya akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT yakni dijaganya mereka dari fitnah kubur. Sebagaimana dalam hadis Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abdillah bin ‘Amr bin al-‘Ash.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
"Tiada seorang muslim yang mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur".
Kemudian, kemuliaan hari Jumat juga diberikan kepada kaum Muslim laki-laki yang melaksanakan shalat Jumat, seperti setiap langkah menuju masjid akan dihitung sebagai pahala yang setara berpuasa dan shalat selama satu tahun.
"Barangsiapa membasuh pakaian dan kepalanya, mandi, bergegas Jumatan, menemui awal khutbah, berjalan dan tidak menaiki kendaraan, dekat dengan Imam, mendengarkan khutbah dan tidak bermain-main, maka setiap langkahnya mendapat pahala berpuasa dan shalat selama satu tahun".
Selain dalil tersebut, terdapat keistimewaan lainnya di hari Jumat yakni sebagai waktu mustajab untuk dikabulkan segala doa hajat, pengampunan dosa-dosa terdahulu, dan dilipatgandakan pahala dalam bershalawat.
Itulah keistimewaan hari Jumat sehingga disebut sebagai Sayyidul Ayyam atau Rajanya Hari. Hari Jumat memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh hari-hari lainnya.
Dengan menjalankan amalan sunnah hingga shalat Jumat yang wajib, hari Jumat menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk istiqamah memperbaiki diri dan mendekatkan Allah SWT.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025