Kenali Perbedaan Gejala Tumor Payudara Jinak dan Ganas
Tumor payudara jinak dan ganas memiliki perbedaan dalam beberapa hal, seperti batas benjolan, tekstur, pertumbuhan, dan pergerakan.
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika mendengar kata “tumor,” banyak orang langsung mengaitkannya dengan kanker. Padahal, tidak semua tumor bersifat ganas atau berbahaya. Termasuk di bagian payudara, dapat dikategorikan sebagai jinak atau ganas berdasarkan sifat sel-selnya.
Tumor Payudara Jinak
Seperti yang dilansir dari , tumor payudara jinak adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak bersifat kanker. Tumor jenis ini tidak menyebar ke jaringan lain atau organ tubuh dan biasanya tidak mengancam nyawa. Beberapa jenis yang umum ditemukan pada payudara antara lain fibroadenoma, kista payudara, dan lipoma.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang paling umum, terutama pada wanita muda. Benjolan ini biasanya berbentuk bulat atau oval, memiliki batas yang jelas, serta terasa kenyal atau padat saat disentuh. Fibroadenoma dapat bergerak saat ditekan dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.
Selain itu, kista payudara juga sering ditemukan dan biasanya berisi cairan. Kista dapat membesar atau mengecil tergantung pada siklus menstruasi seseorang. Jika kista mengalami infeksi, area payudara bisa menjadi merah dan terasa nyeri.
Lipoma, yang merupakan pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit, juga dapat muncul di area payudara. Lipoma biasanya terasa lunak, bergerak saat disentuh, dan tidak menyebabkan rasa sakit.
Secara umum, tumor payudara jinak tidak membutuhkan pengobatan khusus kecuali jika menyebabkan ketidaknyamanan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan pengangkatan tumor melalui prosedur medis, terutama jika ukurannya bertambah besar atau menimbulkan rasa sakit.
Tumor Payudara Ganas
Sebaliknya, tumor payudara ganas mengandung sel kanker yang dapat tumbuh dengan cepat dan menyebar ke jaringan serta organ lain, seperti kelenjar getah bening dan paru-paru. Dilansir dari , salah satu tanda utama kanker payudara adalah adanya benjolan yang terasa keras dengan tepi yang tidak teratur.
Berbeda dengan tumor jinak yang cenderung bisa digerakkan, tumor ganas biasanya menetap di satu tempat dan melekat pada jaringan di sekitarnya. Benjolan ini umumnya tidak menyebabkan rasa sakit pada tahap awal, tetapi seiring perkembangan penyakit, bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri.
Selain benjolan yang mencurigakan, ada beberapa gejala lain yang dapat mengindikasikan adanya kanker payudara. Salah satunya adalah perubahan pada bentuk atau ukuran payudara yang tidak biasa. Kulit payudara juga bisa mengalami perubahan, seperti menjadi kemerahan, bersisik, atau tampak seperti kulit jeruk (peau d’orange).
Gejala lainnya meliputi keluarnya cairan dari puting, terutama jika disertai darah. Puting juga bisa mengalami perubahan bentuk, seperti tertarik ke dalam (retraksi). Beberapa penderita kanker payudara juga melaporkan adanya rasa nyeri yang tidak biasa atau pembengkakan pada ketiak akibat penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening.
Karena sulit membedakan tumor jinak dan ganas hanya dengan meraba, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan medis jika menemukan benjolan atau perubahan tidak biasa pada payudara. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, tes pencitraan seperti mammografi atau USG, serta biopsi untuk memastikan apakah tumor tersebut jinak atau ganas.
Meskipun faktor genetik berperan dalam risiko kanker payudara, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan. , seperti menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, menghindari alkohol, dan tidak merokok, dapat membantu mengurangi risiko berkembangnya sel kanker. Selain itu, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin dan melakukan skrining medis sesuai anjuran dokter dapat membantu mendeteksi kelainan sejak dini, sehingga peluang pengobatan menjadi lebih efektif.
Pilihan Editor: