Menag: Kurikulum Cinta refleksi peran agama bangun masyarakat rukun

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Kurikulum Cinta dan eco-teologi yang berbasis implementasi Deklarasi Istiqlal ...

Menag: Kurikulum Cinta refleksi peran agama bangun masyarakat rukun

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Kurikulum Cinta dan eco-teologi yang berbasis implementasi Deklarasi Istiqlal 2024 merupakan refleksi mendalam atas peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun dan menjaga kelestarian bumi.

Nasaruddin memaknai Kurikulum Cinta dengan seperangkat sistem dan fondasi hidup bersama dalam keragaman untuk kerukunan, baik intra maupun antarumat beragama. Dalam agama, cinta adalah inti dari segala tindakan kebaikan.

"Kurikulum Cinta adalah konsep yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Nilai ini harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan kita, baik di lembaga formal maupun lingkungan sosial dan keluarga, termasuk dalam kehidupan pondok pesantren," kata Menag di Jakarta, Selasa.

Sementara eco-teologi, kata dia, merupakan landasan spiritualitas dalam upaya pelestarian lingkungan. Menjaga bumi bukan sekadar upaya ilmiah dan kebijakan negara, tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas dan ibadah seorang umat beragama.

Ia menyadari bahwa gerakan lingkungan berbasis keagamaan telah berkembang di banyak tempat di Indonesia. Misalnya, masjid ramah lingkungan, pesantren hijau, gereja berkelanjutan, dan lainnya. Karena itu, upaya-upaya ini harus terus dikembangkan secara lebih masif ke depannya.

"Mari kita menjadi aktor perubahan yang membawa pesan cinta dan kepedulian terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerja sama yang erat, saya yakin kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai, harmonis, dan lestari," kata dia.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama Arsad Hidayat menyebut dunia sedang menghadapi dua tantangan besar, yakni dehumanisasi dan perubahan iklim.

Baca juga:
Baca juga:

Namun yang lebih mengkhawatirkan, ada kelompok yang memakai bahasa agama untuk menjustifikasi hal itu.

Maka dari itu, ia mengingatkan semua pihak, terutama tokoh agama, untuk ikut memperbaiki keadaan. Menurut dia, agama dan tokoh agama memiliki peranan sangat penting dan strategis dalam membentuk pengetahuan dan pemahaman masyarakat.

"Tokoh agama, dengan bahasa agama yang dimilikinya, diyakini dapat memengaruhi publik dan berdampak signifikan bagi perubahan yang diharapkan," kata Arsad.

Dalam Deklarasi Bersama Istiqlal 2024, kata Arsad, para tokoh agama bersepakat dan mendeklarasikan dua isu utama, yaitu melawan dehumanisasi atau penurunan nilai-nilai kemanusiaan, dan memperkuat upaya pelestarian lingkungan.

Ia berharap masing-masing pihak bisa mengimplementasikannya dalam beragam bentuk, sesuai ruang aktivitas dan profesi.

Arsad mencontohkan Kepala Kankemenag menginisiasi komitmen jajarannya untuk merekatkan kerukunan dan melestarikan lingkungan.

Kemudian, kepala madrasah membuat budaya bersih-bersih dan tanam pohon, pemimpin pondok mendorong santri untuk memperkaya kajian ayat-ayat lingkungan, dan lainnya.

"Mudah-mudahan ini menjadi spirit kita semua sehingga apa yang menjadi harapan Deklarasi Istiqlal bisa teramplifikasi secara luas," ujarnya.

Baca juga:
Baca juga:

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025