Mengulik Kreativitas Santri dan Budaya Literasi di Padepokan Kiai Mudrikah Pamekasan

Mengulik Kreativitas Santri dan Budaya Literasi di Padepokan Kiai Mudrikah Pamekasan. ????Komitmen dalam berkarya dan mengasah kreativitas menjadi salah satu misi penting bagi Islamic Boarding School Padepokan Kiai Mudrikah Kembang Kuning (IBS PKMKK) Pamekasan. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Mengulik Kreativitas Santri dan Budaya Literasi di Padepokan Kiai Mudrikah Pamekasan

Pamekasan (beritajatim.com) – Komitmen dalam berkarya dan mengasah kreativitas menjadi salah satu misi penting bagi Islamic Boarding School Padepokan Kiai Mudrikah Kembang Kuning () Pamekasan.

Komitmen tersebut ditunjukkan melalui budaya literasi yang memang diinisiasi sejak awal awal berdirinya IBS PKMKK yang terletak di Dusun Somber, Desa Lancar, Kecamatan Larangan, Kabupaten , pada 11 Februari 2022 silam.

Bahkan sejak awal berdiri, lembaga pendidikan yang akrab disebut , sudah menghasilkan sebanyak 103 buku kreasi kolaboratif antara santri bersama para pengajar. Mayoritas buku tersebut juga terbit dengan ISBN.

“Bersamaan dengan momentum tiga tahun ini, kami sangat bersyukur dengan semakin suburnya tradisi menulis di kalangan santri. Terbaru ada 13 buku kembali terbit, 7 buku di antaranya merupakan karya individu santri kelas IX,” Direktur Utama IBS PKMKK Pamekasan, Achmad Muhlis, Selasa (11/2/2025).

Kreativitas dan produktivitas tersebut menjadi bukti konkrit jika budaya literasi di Padepokan Kiai Mudrikah benar-benar berkembang pesat. “Ada dua santri yang terbilang produktif menghasilkan karya, Naurah Reisa Alana menerbitkan dua buku secara beruntun, Mafiza Jawny (2023) dan Kita Itu Lampu Merah (2024). Saat ini ia tengah menulis buku berjudul Two Souls in World of Dark, yang menunjukkan ketekunannya dalam dunia literasi,” ungkapnya.

“Ada juga nama Tria Fahira Nuramaja, juga telah melahirkan sebuah karya berjudul Cahaya dan Kegelapan (2024). Saat ini ia sedang mengerjakan buku terbarunya dengan judul Light in the Dark,” sambung dosen IAIN Madura.

Produktivitas tersebut sekaligus membuktikan jika lembaga yang dikelolanya memiliki komitmen tinggi mewujudkan budaya literasi. “Jadi hal ini sebagai wujud komitmen kami dalam berkarya dan mengasah kreativitas. Pencapaian mereka menjadi bukti nyata semangat literasi, semoga bisa menginspirasi santri lain untuk turut serta dalam dunia kepenulisan,” harapnya.

“Tahun ini, tujuh santri lainnya dengan bangga melahirkan karya perdana mereka dan menambah warna dalam khazanah literasi pesantren. Di antaranya buku berjudul Senyuman di Ujung Pagi karya Ariqah Muhlis, Satu Senyuman Sejuta Cerita karya Mutia Fikrah Fannia, Dari Adonan Menjadi Kenangan karya Lina, Antara Keadilan dan Kasih karya Sherin Safitri, Pelangi Setelah Hujan karya Najwa Auliya, Langkah Kecil Ayna karya Dhela Aunia, dan Bayangan yang Hilang karya Eriasa Sastri. Semua karya ini ber-ISBN,” jelasnya.

Tak hanya kalangan santri, tetapi para pendidik di lingkungan Padepokan Kiai Mudrikah juga berpartisipasi aktif dan ikut ambil bagian dalam geliat literasi. “Heni Listiana menghadirkan Cahaya di Ujung Pena, sementara Zilfania Qathrun Nada menuangkan kisahnya dalam Hujan yang Tak Pernah Reda. Keduanya menambah kekayaan intelektual di lingkungan pesantren,” imbuhnya.

“Bahkan kolaborasi antara santri dan pendidik juga melahirkan karya yang tidak kalah istimewa, yakni buku berjudul Konstelasi Cinta yang ditulis oleh Ririn Widiyawati, Naurah Reisa Alana, Dhela Aunia, Annisa Julia Rahman, dan Lin Asyiqah Nafsani. Buku ini menjadi bukti bahwa menulis tidak hanya tentang individualitas, tetapi juga tentang berbagi ide dan mengembangkan kreativitas bersama,” sambung Muhlis, bangga.

Guna mendorong semangat literasi, kolaborasi pengelola bersama tenaga pendidik juga menghasilkan karya yang dapat dijadikan sebagai pilar penting dalam membentuk karakter santri yang kritis, kreatif dan berwawasan luas. “Kolaborasi ini menghasilkan karya berjudul Konstruksi Pengembangan Wisma Digital, dan Digitalisasi pembelajaran bahasa Arab; Implementasi Integratif Learning,” bebernya.

“Dari berbagai karya tersebut diharapkan dapat menjadi refleksi dari 7 (tujuh) pilar IBS PKMKK Pamekasan, meliputi One Day One Ayat, One Hadith One Presentation, One Week Three Fashls, One Week Three Themes, One Week Three Languages, One Activity One Paragraph, and One Student One Laptop,” pungkasnya. [pin/ted]