Mensos RI Gus Ipul Temukan Satu Keluarga dengan 4 Anak Berkebutuhan Khusus Tak Terima Manfaat PKH di Surabaya
Mensos RI Gus Ipul Temukan Satu Keluarga dengan 4 Anak Berkebutuhan Khusus Tak Terima Manfaat PKH di Surabaya. ????Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul, menemukan satu keluarga dengan empat anak penyandang disabilitas yang tidak tersentuh bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Surabaya -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul, menemukan satu keluarga dengan empat anak penyandang disabilitas yang tidak tersentuh bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Surabaya, Minggu (17/11) hari ini.
Gus Ipul kemudian mengunjungi rumah keluarga tersebut disela – sela agenda Mensos RI bertajuk “belanja masalah”. Beralamat di Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, di Surabaya.
Gus Ipul mengatakan, keluarga dari pihak suami bernama Bambang (kepala keluarga) ini sebelumnya sempat menerima manfaat program PKH. Namun ditengah jalan diberhentikan karena alasan komponen data ‘di- tidaklayakkan’ sebagai PKH.
“Ini, pentingnya kertas kerja yang sesuai dengan kenyataan. Kita menemukan di sini ada keluarga penerima manfaat [PKH] yang semestinya masih berkelanjutan ternyata terputus. Dan lebih – lebih, keluarga ini memiliki anak berkebutuhan khusus,” kata Gus Ipul atau Gus Mensos di Surabaya, hari ini.
Padahal salah satu komponen PKH ini, tegas Gus Ipul adalah ada penyandang disabilitas sehingga keluarga Bambang secara aturan berhak menerima bantuan, dan menerima manfaat PKH.
“Temuan ini akan menjadi evaluasi bagi program Kementerian Sosial, terutama dalam validasi dan pembaharuan data. Sesuai arahan Presiden, kita memang diminta untuk memastikan bahwa data kita itu valid,” ujarnya.
Selain itu, Gus Ipu menyoroti kinerja pendamping PKH, yang menurutnya pendamping adalah ujung tombak program Kemensos. Dan sudah seharusnya dia mengetahui data historis bantuan yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM), serta juga kondisi sosial ekonomi di masyarakat.
“Apabila pendamping memahami dan melakukan tugas dan fungsinya dengan baik, maka program yang diberikan akan mampu mempercepat kesejahteraan sosial KPM. Namun sebaliknya jika pendamping sama sekali tak memahami kondisi KPM, kesuksesan program akan terhambat,” ucap dia.
Diketahui, keluarga lolos dari penerima manfaat PKH di Surabaya ini Bambang Sasmito (41) dan Tita Riama (38). Memiliki empat anak penyandang disabilitas.
Keempat anak tersebut, yaitu TNA (16 tahun), MH (12 tahun), dan HPR (6 tahun). Ketiganya mengidap Cerebral Palsy yang membuat mereka tidak bisa beraktivitas seperti anak-anak normal lain. Sedangkan anak bungsu IGK (1 tahun), mengalami kendala pertumbuhan lambat. (ted)