Menteri Rosan tawarkan diskon pajak vokasi hingga 200 persen di WEF

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menawarkan para ...

Menteri Rosan tawarkan diskon pajak vokasi hingga 200 persen di WEF
Apabila kualitas SDM turut berkembang, selaras dengan masuknya investasi, kami yakin Indonesia akan memiliki pertumbuhan (ekonomi) yang berkelanjutan,

Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menawarkan para pengusaha yang menghadiri World Economic Forum (WEF) 2025 insentif pajak hingga 200 persen jika berpartisipasi dalam mengembangkan program vokasi di Indonesia.

“Jika perusahaan berpartisipasi dalam mengembangkan program pelatihan dan pendidikan vokasi, perusahaan itu akan mendapatkan insentif pajak hingga 200 persen,” ucap Rosan dalam sebuah sesi di paviliun Indonesia pada World Economic Forum (WEF) 2025, Davos, Swiss, Selasa.

Berdasarkan pantauan dari kanal resmi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Rosan menjelaskan bahwa program vokasi tersebut diinisiasi oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Rosan memaparkan, sekitar 40 persen dari tenaga kerja di Indonesia merupakan lulusan sekolah dasar (SD), dan hanya 12–13 persen yang mempunyai latar belakang diploma atau sarjana universitas.

Menurut dia, apabila investasi tidak diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia, maka hanya akan menciptakan inefisiensi dan masalah di masa depan. Sedangkan, tidak mungkin untuk menyekolahkan seluruh SDM di Indonesia ke tingkat universitas.

“Oleh karena itu, kami mencetuskan program vokasi,” ucapnya.

Ia berharap, dengan adanya investasi yang disertai dengan program vokasi, industri hilirisasi di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan mendukung terwujudnya target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen.

“Apabila kualitas SDM turut berkembang, selaras dengan masuknya investasi, kami yakin Indonesia akan memiliki pertumbuhan (ekonomi) yang berkelanjutan,” kata Rosan.

Dalam kesempatan tersebut, Rosan juga menjelaskan bahwa struktur pertumbuhan ekonomi di Indonesia terdiri atas konsumsi domestik sebesar 53–54 persen, investasi sebesar 24–25 persen, belanja pemerintah sebesar 8–9 persen, kemudian ekspor kurang lebih sebesar 2 persen.

“Tentunya investasi memiliki peran yang signifikan dalam mendukung terwujudnya target pertumbuhan ekonomi delapan persen,” tuturnya.

Rosan Roeslani menyatakan, keikutsertaan dalam ajang World Economic Forum (WEF) 2025 merupakan upaya memperkuat citra Indonesia terkait investasi berkelanjutan.

Ia menyampaikan, pihaknya memfasilitasi paviliun dan menjadi pembicara dalam ajang pertemuan ekonomi tersebut yang diselenggarakan pada 20–24 Januari di Davos, Swiss.

Rosan mengatakan, dalam ajang tersebut juga dirinya akan melakukan pertemuan dengan beberapa investor global dan pejabat setingkat menteri dari negara lain.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025