Nilai Transaksi M-Banking BCA Tembus Rp 180 Juta per Hari

PT Bank Central Asia Tbk (bBCA) mengungkapkan nilai transaksi aplikasi dari mobile banking atau m-banking BCA tembus hingga Rp 180 juta transaksi dalam sehari.

Nilai Transaksi M-Banking BCA Tembus Rp 180 Juta per Hari

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengungkapkan nilai transaksi aplikasi dari mobile banking atau m-banking BCA tembus hingga Rp 180 juta transaksi dalam sehari. 

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan hal itu dicapai karena emiten yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar itu memberikan layanan terbaik kepada nasabahnya, terutama layanan keuangan. Ia menyebut BCA memprioritaskan kepuasan pelanggan dan juga membangun basis pelanggan setia, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, hingga BCA menciptakan banyak lapangan kerja. 

“Ini tidak hanya untuk mendukung untuk membangkitkan pelanggan kami, tetapi juga untuk pemasok kami,” kata Hera dalam World Public Relations Forum (WPRF) 2024, bertajuk “Wealth with a Purpose: Building a Sustainable Business Legacy through Social Impact & Communications,”  di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/11).   

Hera menjelaskan bahwa ekosistem bisnis BCA terus berkembang pesat. Saat ini, BCA melayani 40 juta akun pelanggan dan mencatat hingga 180 juta transaksi per hari. Dengan dukungan 27.000 karyawan dan hampir 1.300 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dari Sumatra hingga Papua, BCA berkomitmen untuk memberikan yang terbaik. 

Menurut Hera, BCA bukan sekadar entitas bisnis, tetapi bagian dari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan berfokus pada pembangunan nilai berkelanjutan melalui dampak sosial yang positif. Hal itu melalui dengan memberdayakan individu, BCA yakin bahwa individu tersebut akan mampu memberdayakan komunitasnya, sehingga komunitas yang diberdayakan dapat menjaga ekosistem mereka secara mandiri. 

Komitmen ini diwujudkan melalui tiga pilar utama BCA, yang meliputi berbagai program sosial di bidang pendidikan (Bakti Pendidikan), kesehatan (Bakti Kesehatan), budaya (Bakti Budaya), pemberdayaan masyarakat (Desa Bakti BCA), dan lingkungan (Bakti Lingkungan). Setiap program dirancang demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Kinerja Hingga Kuartal III 2024

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp 41,1 triliun pada sembilan bulan pertama pada 2024, tumbuh 12,8% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan laba ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Jahja mengatakan peningkatan kredit BCA hingga September 2024 merefleksikan komitmen perusahaan dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.  

"Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp 78 triliun," kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/10).  

Penyaluran pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi 15,9% yoy mencapai Rp 395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% yoy menjadi Rp 135,3 triliun sedangkan kredit usaha kecil menengah (UKM) tumbuh 14,2% yoy hingga Rp 120,1 triliun. 

Total portofolio kredit konsumer bank swasta terbesar di Indonesia itu naik 13,1% yoy menjadi Rp 216,5 triliun. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang menjadi pendorong utama kredit konsumer tumbuh 10,7% yoy  mencapai Rp 130,4 triliun, sedangkan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 17,9% yoy menjadi Rp 64,1 triliun. Pinjaman konsumer lainnya yang didominasi kartu kredit naik 15% yoy mencapai Rp 21,9 triliun.

Jahja mengungkapkan, penyaluran kredit BCA ke sektor-sektor berkelanjutan juga tumbuh 10,7% yoy menyentuh Rp 214 triliun per September 2024. Kredit ini berkontribusi hingga 24,3% dari total portofolio pembiayaan. 

"Ini merupakan komitmen BCA untuk senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Environmental, Social, and Governance (ESG)," kata Jahja.  

Pertumbuhan kredit yang solid diikuti dengan terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9%. 

Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga 2,1%. Pencadangan NPL dan LAR pada tingkat yang memadai, masing-masing sebesar 193,9% dan 73,5%. Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 3,4% yoy menjadi Rp 1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK, tumbuh 5,2% mencapai Rp 915 triliun. 

"Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21% yoy mencapai 26 miliar transaksi pada sembilan bulan pertama tahun 2024.," ujarnya.