Pakar: ASEAN bisa bentuk Dewan Tetua bantu selesaikan krisis Myanmar

-sebagai langkah lanjutan setelah pengangkatan Utusan ASEAN untuk Myanmar, kata Reza saat dihubungi ANTARA di Jakarta, ...

Pakar: ASEAN bisa bentuk Dewan Tetua bantu selesaikan krisis Myanmar

Jakarta (ANTARA) - Profesor Muda Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah berpendapat bahwa Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bisa membentuk Council of Elders (Dewan Tetua) untuk membantu menyelesaikan krisis Myanmar.

Dewan Tetua itu dapat dibentuk--selain menerapkan Konsensus Lima Poin (5PC)--sebagai langkah lanjutan setelah pengangkatan Utusan ASEAN untuk Myanmar, kata Reza saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis (6/2).

“Jadi Council of Elders ini adalah warga negara (anggota) ASEAN tapi yang terhormat dan bertindak atas kapasitas pribadi,” kata Reza.

Dia pun memberi contoh Megawati Soekarnoputri dari Indonesia, Goh Chok Tong dari Singapura dan Mahathir Mohamad dari Malaysia dapat ditunjuk menjadi anggota Dewan Tetua tersebut, termasuk satu orang dari Myanmar yang ditunjuk oleh pemerintahan Myanmar sekarang guna membantu menyelesaikan krisis di Myanmar.

Reza juga mengatakan Dewan Tetua itu bisa terdiri dari tokoh-tokoh kemanusiaan, tokoh mantan kepala negara atau guru teladan yang semuanya bertindak atas nama pribadi.

Dengan memilih tokoh-tokoh masyarakat tersebut, lanjut Reza, Myanmar tidak merasa direndahkan karena pembentukan dewan tersebut menciptakan pandangan bahwa yang menginginkan krisis Myanmar segera diselesaikan bukan hanya pemerintah negara ASEAN tetapi juga masyarakatnya.

Menurut Reza, Dewan Tetua tersebut lebih fleksibel dalam berbicara dengan Myanmar jika dibandingkan dengan pemerintah, sehingga dapat meyakinkan Myanmar untuk segera menyelesaikan krisis mereka.

Reza menilai pertemuan antara antara anggota Dewan Tetua tersebut dapat menyelesaikan krisis di Myanmar lebih cepat, seraya menambahkan sebaiknya negara-negara anggota ASEAN tidak terjebak dengan jangka waktu yang diciptakan dalam menyelesaikan krisis Myanmar.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025