Pakar Timur Tengah: Israel Telah Melakukan Pelanggaran Gencatan Senjata
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi menilai Israel mulai melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam perjanjian gencatan senjata. Yon juga menilai Amerika Serikat (AS) terlibat dalam kejahatan...
![Pakar Timur Tengah: Israel Telah Melakukan Pelanggaran Gencatan Senjata](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/_250130164426-529.png)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi menilai Israel mulai melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam perjanjian gencatan senjata. Yon juga menilai Amerika Serikat (AS) terlibat dalam kejahatan perang jika terus membela Israel yang melanggar hak asasi manusia (HAM) dan melakukan kejahatan perang.
Dia menegaskan, para mediator harus memastikan Israel merealisasikan skema gencatan senjata hingga selesai."Dengan asumsi ketika gencatan senjata sampai tahapan ketiga, itu artinya bahwa Israel keluar dari wilayah Gaza," kata Yon kepada Republika, Selasa (11/2/2025).
Yon mengatakan, setelah Israel keluar dari wilayah Gaza, maka pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan dengan kondisi penduduk Palestina yang ada di Gaza tetap tinggal di kantong terkepung tersebut. Dia menjelaskan, Gaza tidak dikuasai oleh Israel ataupun juga diambil alih oleh Amerika Serikat.
"Nah, gelagat Israel melakukan pelanggaran-pelanggaran gencatan senjata itu kan mulai nampak, diantaranya melakukan penembakan, tidak tepat di dalam hal pelepasan para tawanan dari pihak Palestina," ujar Yon.
Pakar Timur Tengah menambahkan, Israel juga sering mencari legitimasi agar bisa melakukan serangan terhadap wilayah Gaza. Dia mengatakan, secara strategis, Israel sebenarnya mengalami kekalahan dengan tercapainya gencatan senjata tersebut mengingat mereka tak mampu membebaskan tawanan.
Israel tidak mampu membebaskan sandera yang ada di Gaza dengan perang yang sudah hampir berjalan 16 bulan. Sementara itu, kelompok perlawanan yang dimotori Hamas di Gaza semakin kuat.
Yon mengungkapkan, upaya penyelamatan sandera hanya bisa dilakukan Israel dengan melakukan genjatan senjata yang secara umum memang menunjukkan kelemahan zionis. "Israel tidak mau kelihatan seperti itu, maka masih ingin tetap melakukan serangan," ujar Yon.
Yon mengatakan, kalau Israel terus melakukan pelanggaran dan serangan, pasti tidak ada jaminan perdamaian akan terjadi. Kalau Israel melakukan serangan justru akan memperburuk situasi dan posisi Amerika sendiri.
"Bahkan Amerika akan semakin terkucil karena hanya membela Israel apapun yang Israel lakukan. Termasuk saat Israel melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM dan melakukan kejahatan perang, tetap dibela Amerika."Nah ini saya kira sejarah menyaksikan bagaimana Amerika terlibat di dalam kejahatan perang apabila terus membantu Israel," ujar Yon.