Prabowo Targetkan Investasi Rp 3.414 T pada 2029, Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%
Pemerintah berharap, investasi diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8%.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan investasi dalam lima tahun masa pemerintahannya terus meningkat hingga mencapai Rp 3.414 triliun pada 2029. Investasi diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8%.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani menjelaskan, target investasi akan terus naik dalam lima tahun ke depan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi secara bertahap. "Investasi mempunyai kontribusi yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia," kata Rosan di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (4/2), usai bertemu dengan Prabowo.
Berikut target investasi dan pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah pada 2025-2029:
Tahun | Target Investasi | Target Pertumbuhan Ekonomi |
2025 | Rp 1.905 Triliun | 5,3% |
2026 | Rp 2.175 Triliun | 6,3% |
2027 | Rp 2.567 Triliun | 7,5% |
2028 | Rp 2.696 Triliun | 7,7% |
2029 | Rp 3.414 Triliun | 8% |
Pemerintah mencatat, realisasi investasi pada tahun lalu mencapai Rp 1.714,2 triliun atau 103,9% dari target yang ditetapkan. Pertumbuhan investasi tahun lalu juga mengerek penyerapan tenaga kerja hingga 34,7% atau 2,45 juta orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ia mencatat, besaran investasi tahun lalu lebih banyak datang dari penanaman modal asing sebesar Rp 900,2 triliun, sedangkan penanaman modal dalam negeri mencapai Rp 814 triliun.
Singapura menjadi investor terbesar dengan realisasi sebesar US$ 20,07 miliar, disusul Hong Kong sebesar US$ 8,2 miliar, Cina US$ 8,1 miliar, Malaysia US$ 4,2 miliar, dan Amerika Serikat US$ 3,69 miliar.
Mantan Wakil Menteri BUMN itu juga menyampaikan, sektor hilirisasi berkontribusi terhadap serapan arus modal hingga Rp 407,8 trilun atau 23,8% dari total realisasi invesatsi 2024.
"Itu tidak hanya di bidang mineral, tapi juga bidang kehutanan Rp 64 triliun, pertanian oleokimia Rp 67,1 triliun, minyak dan gas Rp 23,1 triliun dan baterai kendaraan listrik Rp 8,4 triliun," ujar Rosan.