Produksi Ditargetkan Naik, Pertamina Belum Pastikan Nasib IPO Pertamina Hulu

Rencana IPO PT Pertamina Hulu Energi ditentukan oleh Kementerian BUMN.

Produksi Ditargetkan Naik, Pertamina Belum Pastikan Nasib IPO Pertamina Hulu

PT Pertamina mengaku belum memproses penawaran umum perdana atau IPO anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi yang semula dijadwalkan pada 2023. Kelanjutan aksi korporasi  ini akan ditentukan oleh pemerintah.

Pertamina Hulu Energi sebelumnya berencana melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2023. Namun, rencana tersebut ditunda oleh Kementerian BUMN karena harga minyak bumi dunia yang belum pulih sejak anjlok dari atas US$ 100 per barel pada 2022.

"Kami masih menunggu arahan dari pemerintah terkait IPO Pertamina Hulu Energi. Saat ini pemerintah fokus pada peningkatan produksi, jadi kami ke sana dulu," kata VP Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso di Bali, Selasa (11/2).

Presiden Prabowo Subianto menargetkan ketahanan energi selama masa pemerintahannya. Pertamina memperkirakan produksi energi pada tahun ini mencapai 400 juta ton setara minyak dan kembali melonjak hingga 1 miliar ton setara minyak pada 2060.

Fadjar belum memastikan apakah target itu membutuhkan dana segar untuk peningkatan produksi atau tidak. "Kami kembali ikuti arahan pemerintahan saja. Saat ini, pemerintah fokus ke peningkatan produksi migas dulu," ujarnya.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini pada 2023 mengatakan, IPO PHE masih dalam proses. Perusahaan masih mempertimbangkan waktu yang tepat bagi PHE menjadi perusahaan terbuka.

Menurut dia, Pertamina tengah mengupayakan segala upaya agar IPO PHE sukses nantinya. Untuk itu, persiapannya harus dilakukan secara matang benar. “Kami lihat dari sisi market, dari sisi waktu, dari berbagai aspek, supaya hasilnya maksimal."

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, realisasi produksi minyak dan gas terangkut atau lifting pada 2024 mencapai 1,6 juta barel setara minyak per hari (boepd). Capaian ini berada di bawah target lifting yang dipatok sebanyak 1,66 juta boepd.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, lifting migas pada November dan Desember 2024 melampaui target. “Target di November 1,66 juta boepd, realisasi 1,74 juta boepd. Di Desember realisasinya 1,86 juta boepd,” katanya dalam paparan kinerja 2024 sektor ESDM di Jakarta, Senin (3/2).

Kementerian ESDM mencatat, secara rata-rata lifting minyak bumi selama 2024 tercatat sebanyak 579,7 ribu barel per hari (bph). Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, targetnya sebesar 635 bph.  

Hal ini menandakan realisasi lifting minyak baru mencapai 91,29% dari target yang ditetapkan. “Insya Allah, pada 2025 (target lifting minyak) bisa tercapai target,” ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief