Prof Abdul Mu’ti di Tabligh Akbar UMM: Islam Berkemajuan Bukan Islam Ekstrem
Prof Abdul Mu’ti di Tabligh Akbar UMM: Islam Berkemajuan Bukan Islam Ekstrem. ????Kehadiran Prof. Mu’ti disambut dengan senam Anak Indonesia Hebat oleh siswa dari SDN Mulyoagung 2 dan SD Muhammadiyah 1 Malang. Ia bahkan ikut serta dalam senam sebelum berfoto bersama para siswa. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
![Prof Abdul Mu’ti di Tabligh Akbar UMM: Islam Berkemajuan Bukan Islam Ekstrem](https://beritajatim.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250207-WA0047_YRWvfevF21.jpeg)
Malang (beritajatim.com) – Ribuan peserta memadati Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam acara Tabligh Akbar yang menghadirkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, Jumat (7/2/2025).
Kehadiran Prof. Mu’ti disambut dengan senam Anak Indonesia Hebat oleh siswa dari SDN Mulyoagung 2 dan SD Muhammadiyah 1 Malang. Ia bahkan ikut serta dalam senam sebelum berfoto bersama para siswa.
Selain itu, acara dimeriahkan dengan pertunjukan karawitan dari SDN 8 Dau dan penampilan band SD Muhammadiyah 1 Malang yang membawakan lagu “Gebyar-Gebyar”. Ada pula pembacaan puisi “Malam Seribu Bulan” karya Taufik Ismail dalam dua bahasa, Indonesia dan Arab.
Rektor UMM, Prof. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE., M.Si., menegaskan bahwa UMM terus berkembang sebagai bagian dari ekosistem Muhammadiyah.
“Kami ingin memastikan seluruh sivitas akademika UMM sadar bahwa kita tumbuh dalam ekosistem Muhammadiyah. Forum seperti ini akan terus kami selenggarakan sebagai bentuk pengembangan SDM agar nilai-nilai Islam semakin terinternalisasi dalam kehidupan akademik dan sosial,” ujar Nazaruddin.
Ia juga menyatakan bahwa UMM terbuka bagi seluruh umat Muslim. Khususnya warga Muhammadiyah, untuk bersama-sama membangun peradaban Islam yang lebih maju.
Dalam ceramahnya, Prof. Abdul Mu’ti menyoroti pentingnya memahami Islam tidak hanya dari aspek syariat, tetapi juga nilai-nilai universalnya. Menurutnya, islam memiliki beberapa dimensi, tidak hanya syariat, tetapi juga nilai-nilai yang dapat diimplementasikan secara universal.
“Ketika Islam dipahami dari aspek nilainya, kita bisa menjalankan ajaran Islam dengan lebih inklusif dan membawa manfaat luas,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Muktamar Muhammadiyah telah mengamanatkan penyusunan ‘Risalah Islam Berkemajuan’ sebagai pedoman utama Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam. Prof. Mu’ti menjabarkan tiga ciri utama Islam Berkemajuan.
Pertama, tauhid yang murni. Tauhid bukan sekadar keyakinan, tetapi juga mencerminkan nilai kemanusiaan, sosial, dan peradaban. Ia menekankan bahwa tauhid yang murni tidak boleh dipahami secara radikal atau ekstrem.
Kedua, keilmuan dan keterbukaan terhadap ilmu. Seorang Muslim harus selalu haus ilmu karena dalam Islam, ketakwaan erat kaitannya dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan.
Ketiga, mengamalkan ilmu dalam tindakan nyata. Keimanan dan ilmu harus diwujudkan dalam amal yang bermanfaat bagi masyarakat. Muhammadiyah tetap eksis hingga saat ini karena didukung oleh individu yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Mu’ti juga mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan UMM.
“Ini adalah kunjungan pertama saya ke UMM sejak dilantik. Saya melihat UMM terus berkembang menuju perguruan tinggi unggul, baik di tingkat nasional maupun internasional. Saya selalu berbahagia setiap kali datang ke Malang,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi kontribusi UMM dalam mendukung program Muhammadiyah, terutama Pendidikan Profesi Guru (PPG), yang menjadi prioritas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di sisi lain, Prof. Nazaruddin menegaskan bahwa UMM memiliki mazhabnya sendiri dalam membentuk lulusan yang unggul dan berkarakter Muhammadiyah.
“Kami membangun uniqueness, sesuatu yang tidak tampak dalam diri seseorang, lalu kami munculkan agar menjadi ciri khas. Setiap lulusan UMM harus memiliki kemampuan spesifik dan kompetensi dalam bidangnya,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pembinaan Islam dan kemuhammadiyahan di UMM dilakukan secara sistematis sejak mahasiswa baru melalui P2KK (Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan).
Tabligh Akbar di UMM bukan sekadar acara rutin, tetapi merupakan bagian dari upaya internalisasi nilai-nilai Islam dalam membentuk karakter Muslim berkemajuan. Prof. Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Islam harus dipahami secara luas dan inklusif, bukan secara sempit dan ekstrem. (dan/ian)