Tanggapan Kremlin saat Zelensky Ingin Berdialog dengan Putin: Omong Kosong

Zelensky ingin diberi senjata nuklir jika belum bisa menjadi anggota NATO. Di saat yang sama, ia juga menyatakan siap untuk berdialog dengan Putin.

Tanggapan Kremlin saat Zelensky Ingin Berdialog dengan Putin: Omong Kosong

TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menanggapi komentar terbaru Presiden , , tentang kesiapannya untuk mengadakan perundingan perdamaian langsung dengan Presiden , .

Peskov menyebut pernyataan Zelensky tersebut sebagai "omong kosong," mengutip laporan dari Newsweek.

"Sejauh ini, hal ini tidak dapat dilihat sebagai sesuatu selain kata-kata kosong," ujar Peskov, Rabu (5/2/2025).

Meskipun demikian, Peskov menekankan bahwa tetap terbuka untuk negosiasi.

"Zelensky memiliki masalah besar secara de jure dalam hal legitimasinya, tetapi meskipun demikian, pihak tetap terbuka untuk perundingan," jelasnya.

Namun, dia juga menambahkan bahwa harus ada kesiapan dan keinginan nyata untuk perundingan damai.

Pernyataan Zelensky

Sehari sebelumnya, pada Selasa (4/2/2025), Zelensky mengungkapkan dalam wawancara dengan Piers Morgan Uncensored bahwa dia siap duduk di meja perundingan dengan Putin.

Menurut Zelensky, siap untuk mengakhiri tahap perang yang panas dan beralih ke jalur diplomatik.

Zelensky juga menambahkan bahwa di meja perundingan harus ada perwakilan dari Amerika Serikat, Eropa, , dan .

"Kami akan berbicara dengan Putin. Bukankah kita sudah membuat terlalu banyak kompromi? Bahkan pembicaraan dengan Putin sendiri sudah merupakan kompromi," kata Zelensky.

Baca juga:

Namun, Zelensky menyatakan bahwa belum ada yang tahu bagaimana pembicaraan ini akan dimulai atau bagaimana mereka akan berakhir.

"Tidak seorang pun tahu, tetapi kami percaya bahwa Presiden Trump ingin berhasil dalam situasi ini," ujarnya.

Ketika Piers Morgan menanyakan bagaimana perasaannya secara pribadi jika duduk berhadapan dengan Putin di meja perundingan, Zelensky menjawab, "Jika itu satu-satunya cara yang dapat membawa perdamaian bagi warga dan tidak merugikan rakyat, kami pasti akan menggunakan cara ini untuk pertemuan dengan keempat peserta ini."

Senjata Nuklir

Dalam wawancara yang sama, Zelensky juga mengisyaratkan bahwa seharusnya memiliki senjata nuklir.

Mengutip DPA International, Zelensky mengangkat kekhawatiran tentang jaminan keamanan apa yang akan diterima negaranya jika harapannya untuk bergabung dengan NATO tertunda selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade.

"Paket dukungan apa yang akan kita dapatkan? Rudal apa yang akan kita dapatkan? Atau apakah kita harus mendapatkan rudal nuklir? Kalau begitu, kita seharusnya diberi rudal nuklir," kata Zelensky.

Pada tahun 1994, menyerahkan senjata nuklir Soviet terakhir di wilayahnya sebagai imbalan atas jaminan keamanan dari , Inggris, dan Amerika Serikat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)