HGBT Diperpanjang, Pemerintah Bedakan Tarif untuk Industri dan PLN

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan pemerintah telah menetapkan besaran tarif untuk kelanjutan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT).

HGBT Diperpanjang, Pemerintah Bedakan Tarif untuk Industri dan PLN

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan pemerintah telah menetapkan besaran tarif untuk kelanjutan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT). Tarif ini dibedakan menjadi dua jenis, yakni untuk PT. PLN (Persero) dan industri.

“Untuk PLN, HGBT-nya US$ 7 per mmbtu, untuk bahan baku industri seperti pupuk subsidi itu US$ 6,5 per mmbtu,” kata Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI yang dipantau secara daring melalui siaran TV Parlemen pada Senin (3/2).

Tarif HGBT mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Pada 2025, tarif HGBT dipatok sama baik untuk PLN dan industri sebesar US$ 6 per mmbtu.

“Kenapa kami naikkan? karena harga gas dunia sekarang lagi naik dan HGBT itu sebetulnya bagian dari sweetener dari negara,” ujarnya.

Bahlil menyampaikan, sweetener disini maksudnya adalah potongan pendapatan negara yang harusnya diperoleh dari penyaluran gas dari PLN dan industri tersebut. Pendapatan  dialokasikan melalui penerapan kebijakan gas murah atau HGBT. Hal itu bertujuan untuk merangsang industri agar dapat terus bertahan, dengan memberikan tarif seharga US$ 6 per mmbtu.

“Saya beri informasi, potensi pendapatan negara yang tidak bisa kita pungut akibat HGBT sejak 2020 sampai 2024 sebesar Rp 87 triliun. Tapi itu terkonversi dengan pajak lain dari hasil hilirisasi. Jadi sebenarnya tidak hilang, cuma dia masuk dalam bentuk pendapatan yang lain,” ucapnya.

Bahlil sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah belum akan memperluas cakupan industri penerima HGBT pada tahun ini. Program ini tetap akan menyasar tujuh industri utama, yaitu industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. 

“Sektornya itu-itu saja, enggak diperluas. Tujuh sektor sudah final,” kata Bahlil beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa penyaluran HGBT dengan tarif baru akan dimulai paling lambat pada akhir kuartal pertama 2025. “Segera di kuartal ini,” ujar Airlangga. 

Meskipun cakupan industri penerima tidak diperluas, Airlangga optimistis bahwa jumlah perusahaan yang akan menerima insentif gas murah akan meningkat dibandingkan sebelumnya.

Ia menekankan bahwa keputusan untuk mempertahankan tujuh sektor tersebut didasarkan pada pentingnya klasifikasi kluster industri krusial. “Karena tujuh sektor itu mayoritas krusial untuk menggunakan bahan bakar di tarif HGBT,” ujarnya.