Trump Klaim Israel Bakal Serahkan Gaza ke AS Usai Perang
Presiden AS Donald Trump mengatakan penduduk Gaza akan dipindahkan ke daerah lain dan wilayah ini akan dikuasai Amerika.
![Trump Klaim Israel Bakal Serahkan Gaza ke AS Usai Perang](https://statik.tempo.co/data/2025/02/05/id_1374951/1374951_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald mengklaim pada Kamis, 6 Februari 2025, bahwa akan menyerahkan kepada Amerika Serikat setelah perang berakhir. Penduduk di Gaza akan dipindahkan ke tempat lain, sehingga menurut Trump tak ada pasukan AS yang diperlukan lagi di lapangan.
Sehari sebelumnya, Trump mengatakan akan mengambil alih Jalur Gaza. Ia akan menyulap daerah kantong tersebut menjadi "Riviera Timur Tengah." Israel memerintahkan tentaranya untuk bersiap mengevakuasi warga Palestina dari Gaza. Pernyataan Trump ini menuai kecaman dari seluruh dunia.
Trump mengklarifikasi rencananya dalam komentar di platform web Truth Social miliknya. Ia pernah mengakui kemungkinan pasukan AS akan dikerahkan ke Gaza. "Jalur Gaza akan diserahkan kepada Amerika Serikat oleh Israel setelah pertempuran berakhir," katanya seperti dilansir dari Reuters, Kamis, 6 Februari 2025.
Menurut Trump, warga Palestina akan dimukimkan kembali di komunitas yang jauh lebih aman dan lebih indah, dengan rumah-rumah baru dan modern, di wilayah tersebut. "Tidak akan dibutuhkan tentara AS!" katanya.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Israel mengatakan telah memerintahkan tentara untuk menyiapkan rencana guna mengizinkan penduduk yang ingin meninggalkan Gaza secara sukarela. "Saya menyambut baik rencana berani Presiden Trump, penduduk Gaza harus diizinkan bebas untuk pergi dan beremigrasi, sebagaimana norma di seluruh dunia," kata Katz di X.
Katz mengatakan rencananya akan mencakup opsi keluar melalui penyeberangan darat, serta pengaturan khusus untuk keberangkatan melalui laut dan udara.
Pengumuman tak terduga Trump pada hari Rabu, yang telah memicu kemarahan di Timur Tengah. Pengumuman itu dilakukan saat Israel dan Hamas akan memulai pembicaraan pada putaran kedua rencana gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran selama hampir 16 bulan di Gaza.
Arab Saudi menolak mentah-mentah usulan tersebut. Raja Yordania Abdullah yang akan bertemu Trump di Gedung Putih minggu depan, mengatakan pada hari Rabu bahwa ia menolak segala upaya untuk mencaplok tanah dan menggusur warga Palestina.
Pejabat Hamas Basem Naim menuduh Katz berusaha menutupi kegagalan sebuah negara dalam mencapai tujuannya dalam perang di Gaza. Ia mengatakan bahwa warga Palestina terlalu terikat dengan tanah mereka.
Katz mengatakan negara-negara yang menentang operasi militer Israel di Gaza seharusnya menerima Palestina. "Negara-negara seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan lainnya, yang telah melontarkan tuduhan dan klaim palsu terhadap Israel atas tindakannya di Gaza, secara hukum berkewajiban mengizinkan penduduk Gaza memasuki wilayah mereka," katanya.