Unesa Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Komunitas Tuli Gresik lewat Pelatihan Digital Marketing

Unesa Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Komunitas Tuli Gresik lewat Pelatihan Digital Marketing. ????Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membantu meningkatkan kemandirian ekonomi komunitas tuli di Kabupaten Gresik. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Unesa Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Komunitas Tuli Gresik lewat Pelatihan Digital Marketing

Surabaya (beritajatim.com) – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membantu meningkatkan kemandirian ekonomi komunitas tuli di Kabupaten Gresik Jawa Timur yakni Komunitas Tuli Gresik (Kotugres). Tim PKM Unesa yang dipimpin oleh Supriyanto, S.Pd, M.Pd di SMA Muhammadiyah Gresik pada 23 Agustus 2024 lalu.

Sebagai komunitas yang sudah memiliki struktur kepengurusan, Kotugres berada di bawah pembinaan Yayasan Baitul Insan Nur Gresik, yang diprakarsai oleh Innik Hikmatin, mantan Kepala UPT Resources Centre Anak Berkebutuhan Khusus Gresik.

Supriyanto mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 yang memengaruhi pola belanja masyarakat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Kotugres. Digital marketing muncul sebagai solusi strategis untuk memasarkan produk secara lebih luas dan efisien. Apalagi, sebagian besar anggota Kotugres telah familier dengan teknologi seperti media sosial dan komputer, namun penggunaannya masih terbatas untuk hiburan.

”Untuk menjawab kebutuhan ini, program pelatihan digital marketing dirancang sebagai bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) oleh tim dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Pelatihan ini melibatkan Yayasan Baitul Insan Nur Gresik sebagai mitra utama,” terang Supriyanto, Senin (18/11/2024)

Program Pelatihan Digital Marketing

Pelatihan ini dirancang untuk membekali anggota Kotugres dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pemasaran digital, termasuk:

  1. Strategi pemasaran digital,
  2. SEO (Search Engine Optimization),
  3. Social Media Marketing,
  4. Email Marketing,
  5. Desain brand/logo, dan
  6. Mobile Marketing.

Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi, praktik, serta coaching. Kegiatan dilakukan secara tatap muka di Yayasan Baitul Insan Nur Gresik. Supriyanto tidak sendiri melankan ada anggota Tim PKM lain yakni Hafid Kholidi Hadi, S.E.,M.SM; Ima Kurrotun Ainin, Sp.Pd.,M.Pd; Dr. Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd; dan Muh Ariffudin Islam, S.Sn.,M.Sn.

“Pelatihan ini tidak hanya membangun keterampilan bisnis digital tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi Kotugres. Diharapkan, produk mereka bisa dipasarkan lebih efektif melalui platform digital, meningkatkan omzet dan menekan tingkat pengangguran anggota komunitas,” terang Supriyanto.

Menurutnya, Yayasan Baitul Insan Nur menyediakan sarana dan prasarana pelatihan, sementara tim PKM akan memberikan pendampingan pasca-pelatihan untuk memastikan keberlanjutan program. Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan feedback peserta dan melihat dampak langsung pada peningkatan pengetahuan serta omzet bisnis.

Pelatihan digital marketing ini menjadi langkah inovatif untuk memperkuat kemandirian ekonomi komunitas disabilitas seperti Kotugres. Dengan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan stigma dan keterbatasan sosial-ekonomi yang selama ini dihadapi komunitas dapat teratasi, menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera.

Diketahui, Kotugres telah berpartisipasi dalam berbagai pelatihan kewirausahaan seperti desain baju bersama Esmod Jakarta, sablon bersama PT Pertagas, kerajinan tas ramah lingkungan oleh PT Garuda Food, hingga pelatihan pemasaran dari Dompet Dhuafa.

Selain itu, PT Pertamina telah mendukung komunitas ini dengan menyediakan peralatan menjahit dan sablon lengkap. Meski demikian, pemasaran produk Kotugres masih terbatas pada metode offline, yang kurang optimal di era digital. [fiq/beq]