Viral Pendaki di Puncak Gunung Semeru, Diduga Gunakan Jalur Ilegal Saat Penutupan

Viral Pendaki di Puncak Gunung Semeru, Diduga Gunakan Jalur Ilegal Saat Penutupan. ????Viral video tujuh pendaki di puncak Gunung Semeru diduga dilakukan melalui jalur ilegal saat penutupan resmi. BBTNBTS menyelidiki kasus ini. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Viral Pendaki di Puncak Gunung Semeru, Diduga Gunakan Jalur Ilegal Saat Penutupan

Lumajang (beritajatim.com) – Sebuah video yang menampilkan tujuh pendaki berada di puncak Gunung Semeru viral di media sosial. Video yang diunggah akun Instagram @jejakpendaki itu telah ditonton lebih dari 513 ribu kali. Namun, aksi ini menuai kecaman lantaran diduga dilakukan saat jalur resmi pendakian ditutup untuk pemulihan ekosistem.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) memastikan bahwa jalur resmi pendakian Gunung Semeru telah ditutup sejak Jumat (17/1/2025) hingga Sabtu (8/2/2025). Kepala Divisi Humas BBTNBTS, Endrip Wahyutama, menyatakan pihaknya sedang menyelidiki waktu dan jalur yang digunakan oleh para pendaki tersebut.

“Kami sudah mencoba menghubungi pihak yang memposting video itu untuk memastikan kapan pendakian dilakukan, tetapi hingga saat ini belum ada respons,” ujar Endrip melalui pesan WhatsApp, Kamis (23/1/2025).

Endrip menambahkan bahwa dari pantauan CCTV di jalur resmi pendakian Ranu Pani, rombongan pendaki tidak terdeteksi melewati area tersebut. Hal ini memperkuat dugaan bahwa mereka menggunakan jalur ilegal untuk mencapai puncak Gunung Semeru.

“Gunung Semeru memiliki area yang luas, sehingga memungkinkan pendaki masuk melalui jalur tidak resmi. Namun, di jalur resmi Ranu Pani, selalu ada petugas yang berjaga setiap hari,” jelas Endrip.

BBTNBTS menyatakan akan memberikan sanksi tegas jika terbukti pendakian dilakukan melalui jalur ilegal selama masa penutupan. Endrip menegaskan pentingnya mematuhi aturan pendakian untuk menjaga kelestarian alam dan keselamatan para pendaki.

“Kami akan memastikan fakta dan kronologi kejadian sebelum mengambil tindakan. Kebijakan akan diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku,” katanya.

Hingga saat ini, BBTNBTS masih terus mengumpulkan informasi untuk mengungkap kasus tersebut. Masyarakat diminta untuk berpartisipasi menjaga kelestarian alam Gunung Semeru dengan tidak menggunakan jalur ilegal atau melakukan pendakian saat penutupan. [dav/beq]