Waktu yang Tepat Skrining terhadap Anak Kecanduan Gadget
Skrining kejiwaan untuk anak kecanduan gadget sebaiknya dilakukan ketika ada tanda-tanda penggunaan gadget yang mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, gadget telah menjadi bagian integral dari kehidupan anak-anak. Meski memiliki manfaat, penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan mental anak. Skrining kejiwaan menjadi alat penting dalam mendeteksi kecanduan gadget pada anak dan mencegah masalah kesehatan mental yang lebih serius di masa depan. Namun, kapan waktu yang tepat untuk melakukan skrining ini?
Mengenal Kecanduan Gadget pada Anak
Dilansir dari , pada anak seringkali ditandai dengan penggunaan perangkat digital yang berlebihan, seperti smartphone, tablet, atau komputer, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Anak yang kecanduan gadget cenderung menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, baik untuk bermain game, menonton video, atau terlibat di media sosial, hingga melupakan aktivitas lain seperti belajar, berinteraksi dengan teman, atau berolahraga.
Dampak dari kecanduan gadget bisa sangat luas, mencakup gangguan tidur, penurunan kemampuan sosial, gangguan perhatian, serta kecemasan dan depresi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk melakukan skrining kejiwaan pada anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda kecanduan gadget.
Waktu yang Tepat untuk Melakukan Skrining
Skrining kejiwaan untuk anak yang kecanduan gadget sebaiknya
dilakukan pada beberapa titik tertentu untuk mendeteksi gejala
dini. Beberapa faktor berikut dapat menjadi pertimbangan kapan
waktunya melakukan skrining:
- Tanda Penggunaan Gadget Berlebihan
Jika seorang anak menghabiskan lebih dari dua jam sehari di depan gadget, baik untuk bermain game, menonton video, atau berinteraksi di media sosial, ini bisa menjadi tanda kecanduan. Anak yang tidak bisa melepaskan diri dari gadget, bahkan di tengah aktivitas penting lainnya, memerlukan perhatian lebih. Skrining kejiwaan bisa dilakukan ketika perilaku ini mulai mengganggu keseharian mereka. - Perubahan Perilaku Sosial dan Emosional
Ketika anak mulai menarik diri dari interaksi sosial, mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya, atau menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan depresi, ini merupakan indikasi bahwa penggunaan gadget mereka mungkin berdampak pada kesehatan mental. Skrining kejiwaan penting dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada hubungan antara kecanduan gadget dengan gangguan emosional atau sosial. - Masalah Akademik dan Kesehatan Fisik
Anak yang kecanduan gadget sering kali menunjukkan penurunan dalam performa akademik, karena perhatian mereka teralihkan dari belajar. Selain itu, gangguan tidur dan kebiasaan makan yang buruk seringkali terjadi akibat penggunaan gadget yang berlebihan. Jika anak mengalami kesulitan dalam konsentrasi belajar atau terlihat lelah sepanjang hari, ini adalah momen yang tepat untuk melakukan skrining kejiwaan. - Interaksi dengan Orang Tua dan Keluarga
Skrining kejiwaan dapat dilakukan ketika orang tua atau pengasuh mulai menyadari adanya perubahan dalam interaksi anak dengan keluarga. Jika anak lebih memilih gadget daripada berinteraksi dengan anggota keluarga, atau jika mereka merasa marah dan frustrasi ketika dipisahkan dari perangkat digital mereka, ini bisa menjadi tanda kecanduan. Orang tua sebaiknya melakukan skrining kejiwaan untuk menilai tingkat ketergantungan anak terhadap gadget.
Dilansir dari , skrining kejiwaan untuk anak kecanduan gadget dapat dilakukan melalui wawancara klinis, pengamatan perilaku, serta penggunaan kuesioner atau alat ukur psikologis yang telah terstandarisasi. Psikolog anak atau profesional kesehatan mental dapat melakukan asesmen yang mendalam untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan perilaku yang disebabkan oleh kecanduan gadget.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk berpartisipasi aktif dalam proses skrining ini dengan memberikan informasi terkait pola penggunaan gadget anak, perubahan perilaku yang terlihat, serta kondisi fisik dan sosial anak.
Jika skrining kejiwaan menunjukkan adanya gejala kecanduan gadget yang mengganggu perkembangan mental anak, langkah-langkah pengobatan dan terapi dapat diambil. Pendekatan yang umum digunakan meliputi terapi perilaku kognitif (CBT), yang membantu anak mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta terkait gadget. Selain itu, penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan waktu penggunaan gadget, serta menyediakan alternatif aktivitas yang lebih sehat, seperti olahraga atau kegiatan kreatif lainnya.
Pilihan Editor: