Warteg di Jakarta Pun Jadi Korban Pungli Ormas Besar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan organisasi masyarakat (ormas) kerap dianggap sebagai benalu dalam iklim perindustrian. Pasalnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia sempat mengalami kerugian hingga ratusan triliun rupiah akibat investasi...
![Warteg di Jakarta Pun Jadi Korban Pungli Ormas Besar](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/tempe-tahu-dan-oncom-menghilang-dari-warung_210103143341-444.jpeg)
Warung tegal (ilustrasi). Warteg ikut menjadi korban pungli ormas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan organisasi masyarakat (ormas) kerap dianggap sebagai benalu dalam iklim perindustrian. Pasalnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia sempat mengalami kerugian hingga ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme ormas.
Berdasarkan pengamatan Republika, keberadaan ormas tidak hanya mengganggu industri besar. Para pedagang kecil juga kerap disatroni ormas yang meminta uang dengan dalih menjaga keamanan.
Salah satu pengusaha warteg di kawasan Meruya, Jakarta Barat, Candra (25 tahun), mengaku rutin didatangi ormas. Tidak hanya satu, ada dua ormas besar yang kerap datang ke tempat usahanya setiap bulan. Kedatangan sejumlah ormas itu tentunya bukan untuk membeli sesuatu, melainkan meminta setoran. "Datang minta setoran," kata dia kepada Republika, Rabu (12/2/2025).
Candra mengatakan, terdapat dua ormas yang rutin datang ke wartegnya. Setiap bulan, dua ormas itu selalu minta jatah untuk keamanan. Alhasil, ia harus selalu menyediakan uang kepada ormas-ormas tersebut. "Setiap bulan Rp 15 ribu satu ormas. Jadi total Rp 30 ribu," ujar Candra.
Menurut dia, angka itu biasanya naik ketika menjelang Lebaran. Pasalnya, ormas itu meminta tambahan untuk tunjangan hari raya (THR). Alhasil, ia harus merogoh kocek lebih dalam. "Biasanya Rp 15 ribu, gue kasih Rp 20 ribu. Dia kadang-kadang minta lebihan terus, tapi gue kasih nasi, akhirnya mau," kata dia.
Loading...