6 Kekeliruan Populer Ihwal Tidur

Faktanya, banyak dari kita yang masih terjebak dalam mitos tidur yang tidak sepenuhnya benar.

6 Kekeliruan Populer Ihwal Tidur

TEMPO.CO, Jakarta - adalah salah satu aspek paling penting dalam kesehatan. Jika seseorang tak memiliki tidur yang cukup maka berbagai risiko terkena penyakit dapat dengan mudah menyerang tubuh, seperti demensia , tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2 dapat meningkat, dan Anda cenderung merasa mudah tersinggung dan cemas.

Kendati demikian, banyak dari kita yang masih terjebak dalam mitos tidur yang tidak sepenuhnya benar. Dalam kehidupan yang semakin sibuk, kualitas tidur sering kali terabaikan. Hal ini membuat banyak orang yang mengandalkan beberapa kebiasaan buruk atau keyakinan keliru seputar tidur.

Baca berita dengan sedikit iklan,

slot-iklan-300x600

Dikutip dari Channel News Asia, berikut adalah enam hal yang sering membuat salah kaprah tentang tidur yang sering diterima tanpa pertimbangan lebih lanjut.

1. Tubuh Bisa Dilatih untuk Tidur Sedikit

Meskipun tubuh bisa beradaptasi sementara dengan tidur yang lebih sedikit, seperti mengandalkan kafein atau menghindari aktivitas larut malam, timbulnya dampak negatif semakin besar dengan berbagai upaya melatih tubuh untuk tidur lebih sedikit. Hal ini mencakup penurunan memori, perubahan suasana hati, dan penurunan kreativitas.Ahli saraf di Northwestern Medicine Lake Forest Hospital, Dr. Ian Katznelson, menekankan bahwa meskipun bisa menghadapinya, tubuh tetap membutuhkan tidur yang cukup untuk menjaga fungsinya.

2. Tidur Lebih Banyak itu Baik

Tidur yang tidak cukup dan berkualitas buruk memang dapat berdampak negatif pada kesehatan. Namun, nyatanya menurut para ahli, tidur berlebihan juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan.

Sebuah studi pada tahun 2023 yang melibatkan hampir 500.000 peserta menunjukkan bahwa orang dewasa yang tidur lebih dari sembilan jam per hari memiliki risiko 35 persen lebih tinggi untuk meninggal karena penyakit pernapasan. Sebuah tinjauan pada 2021 juga menemukan bahwa individu yang tidur dalam waktu lama lebih berisiko mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam setiap harinya.

Hingga kini masih belum jelas apakah tidur berlebihan menyebabkan masalah kesehatan atau justru tidur panjang itu sendiri menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang mendasarinya.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, orang dewasa sebaiknya tidur antara tujuh hingga sembilan jam per malam. Peneliti tidur dan asisten profesor psikiatri di Hospital of the University of Pennsylvania, Dr. Jennifer Goldschmied menekankan bahwa jika Anda merasa perlu tidur lebih lama dari biasanya, disarankan untuk berkonsultasi dengan spesialis tidur. Para ahli tidur ini dapat membantu mengevaluasi apakah Anda memiliki gangguan tidur, seperti sleep apnea, yang dapat menyebabkan tidur yang terputus-putus dan berkualitas rendah.

3. Waktu Tidur Dapat Ditebus

Para ahli mengatakan bahwa tidur lebih lama sekitar 30 menit pada Sabtu pagi umumnya tidak menjadi masalah. Namun, Direktur Sleep Institute di Northwell Staten Island University Hospital Dr. Thomas Kilkenny mengungkapkan jika Anda tidur berlebihan selama berjam-jam setiap akhir pekan, kemungkinan itu adalah tanda bahwa Anda tidak mendapatkan istirahat yang cukup selama minggu kerja.

"Misalnya, jika Anda merasa cukup dengan tidur tujuh jam per malam, tetapi hanya tidur sekitar enam jam dari Senin hingga Jumat, Anda sudah kehilangan hampir satu malam penuh tidur ketika Sabtu tiba," kata Dr. Kilkenny.

Inilah yang disebut para ahli sebagai “hutang tidur,” tambahnya. Untuk membayar kembali hutang tidur itu dan mendapatkan tujuh jam tidur yang cukup, Anda perlu tidur selama 12 jam dalam satu malam. Itu tidak mungkin dilakukan oleh kebanyakan orang. Namun, meskipun Anda bisa melakukannya, para ahli mengatakan bahwa hal ini mungkin membuat Anda terjebak dalam siklus hutang tidur lagi karena Anda akan merasa lebih segar di malam berikutnya.

Sebagai alternatif, pertimbangkan untuk tidur lebih awal secara bertahap sepanjang minggu. 

4. Terbangun saat malam hari adalah tidur yang buruk

Terbangun pada pukul 3 pagi untuk pergi ke kamar mandi mungkin terasa mengganggu, tetapi para ahli mengatakan itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. "Tubuh melewati berbagai tahap tidur sepanjang malam, dan terkadang perubahan ini menyebabkan kita terbangun sebentar," kata Dr. Goldschmied.

Banyak orang berpikir bahwa "Anda seharusnya tidur segera setelah meletakkan kepala di bantal dan tidak terbangun lagi sepanjang malam," kata Dr. Goldschmied. 

Namun, jika Anda kesulitan tidur kembali dalam waktu lebih dari 15 atau 20 menit, sebaiknya bangun dari tempat tidur. Berguling-guling hanya akan membuat Anda semakin frustrasi dan lebih sulit tidur, kata Dr. Mehwish Sajid, seorang ahli tidur di University of Michigan Health.

"Cobalah melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti membaca buku atau meditasi. Kembali ke tempat tidur hanya setelah Anda merasa mengantuk lagi," tambahnya.

5. Tidur yang lelap merupakan masalah yang serius 

Setelah tidur panjang atau tidur yang sangat nyenyak, Anda mungkin merasa bingung atau kehilangan arah saat bangun. Perasaan ini dapat mempengaruhi kinerja mental sementara atau membuat suasana hati Anda buruk, namun sedikit kelelapan tidur sebenarnya bisa normal – yang disebut oleh para ahli sebagai inersia tidur.

"Anda tidak akan langsung terjaga dengan penuh energi," kata Dr. Ann Romaker, direktur pusat gangguan tidur di University of Cincinnati.

Berdasarkan CDC, inersia tidur bisa berlangsung antara 30 menit hingga dua jam. Jika Anda mengalami kekurangan tidur, perasaan ini bisa bertahan lebih lama. Obat tidur dan beberapa obat yang mengantukkan, seperti antihistamin dan sedatif, juga bisa memperburuk inersia tidur dan menyebabkan "efek mabuk".

Untuk mengurangi efek tersebut, Dr. Goldschmied menyarankan untuk berjalan sebentar di luar pagi hari, jika memungkinkan, karena sinar matahari memberi sinyal alami bagi tubuh bahwa saatnya untuk bangun.

Namun, jika perasaan grogi itu tidak kunjung hilang atau mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis tidur.

6. Mendengkur adalah normal

Hal yang sering diremehkan beberapa orang tentang adalah mendengkur. Hal yang sering dialami sebagian besar orang ini kerap dianggap sepele. Namun, kenyataannya mendengkur yang sering, keras, dan mengganggu sering kali menandakan adanya sleep apnoea obstruktif, jenis sleep apnoea yang terjadi ketika jaringan tenggorokan dan otot lidah rileks dan menyumbat saluran napas.

Kelompok tertentu, seperti pria, wanita pascamenopause, orang dengan obesitas, perokok, peminum, serta orang dewasa yang lebih tua dan paruh baya, berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. Apabila Anda merasa tercekik, terengah-engah, atau terbangun sebab mendengkur, sebaiknya periksakan ke dokter agar mendapat evaluasi dari tenaga medis. 

Pilihan editor: