Dokter Jiwa Ingatkan Bahaya Anak Sering Nonton Video Pendek

Psikiater mengatakan video pendek yang banyak ditonton anak dalam waktu yang lama bakal mengganggu fokus anak untuk mengikuti proses pembelajaran.

Dokter Jiwa Ingatkan Bahaya Anak Sering Nonton Video Pendek

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran jiwa di Rumah Sakit Hermina Bitung, Tangerang, Julian Raymond Irwen, mengatakan terlalu sering menonton seperti reels yang ada di aplikasi Instagram dapat menurunkan minat belajar anak serta mempengaruhi sikap dan emosinya.

“Jadi, kalau anak melihat reels, itu durasinya sangat singkat, cepat, dan berubah-ubah terus. Itu membuat anak mengalami hyperstimulated,” katanya, Kamis, 6 Februari 2025.

Julian mengatakan video pendek yang banyak ditonton anak dalam waktu yang lama bakal mengganggu fokus anak untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu contohnya anak sering menengok ke kanan atau kiri saat diajak berbicara akibat tidak terbiasa fokus pada satu objek saja. Emosinya juga mudah meledak-ledak, terutama jika orang tua membatasinya bermain gawai.

“Makanya ada sebuah penelitian yang mengatakan anak yang bisa timbul gejala seperti anak dengan gangguan ADHD. Dia jadi sulit untuk fokus karena kebiasaan mendapat stimulasi yang tinggi,” ujarnya.

Di samping itu, minat anak untuk belajar dan membaca buku bisa ikut menurun karena terbiasa menatap gambar bergerak dan berwarna-warni dengan berbagai efek dibandingkan dengan buku pelajaran yang cenderung berwarna hitam putih.

“Anak jadi enggak tertarik dengan pembelajaran, apalagi dengan fokus yang pendek. Sedangkan untuk belajar itu pertama butuh fokus. Karena kontras yang terlalu tinggi, anak yang terbiasa dengan kontras yang tinggi jadi terlalu overstimulated dengan video-video itu,” paparnya.

Perlunya pendampingan dan pengawasan
Untuk mencegah hal tersebut, Julian menyarankan orang tua memberi pendampingan dan pengawasan sehingga anak tidak kecanduan gawai. Salah satunya bisa dengan memperbanyak aktivitas menarik dan positif bersama anak, seperti membaca buku bersama dibanding bermain gawai, olahraga renang atau bulu tangkis bersama, hingga mencari makanan lezat. Bisa juga dengan menggunakan aplikasi kontrol orang tua untuk mengawasi anak bermain internet. 

Tujuan semua itu mencegah anak terpapar konten-konten negatif seperti pornografi maupun judi online. Beberapa gejala anak yang kecanduan gawai dan perlu diwaspadai orang tua adalah anak jadi mudah tantrum ketika orang tua membatasi waktu bermain, perubahan emosi yang meledak-ledak, anak rela tidak tidur untuk bermain gawai, hingga sulit menghentikan kebiasaan berjauhan dengan .