Donald Trump Berlakukan Tarif Impor 10 Persen ke Produk Tiongkok, Berlaku Mulai 1 Februari

Presiden AS Donald Trump akan memberlakukan tarif 10 persen terhadap barang impor dari China dan berlaku mulai 1 Februari 2025.

Donald Trump Berlakukan Tarif Impor 10 Persen ke Produk Tiongkok, Berlaku Mulai 1 Februari

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Sehari setelah dilantik, Presiden AS akan memberlakukan tarif 10 persen terhadap dari China dan berlaku mulai 1 Februari 2025.

“Kami sedang membahas tarif 10 persen untuk China, berdasarkan fakta bahwa mereka mengirimkan fentanyl ke Meksiko dan Kanada. Kemungkinan, 1 Februari adalah tanggal yang kami targetkan, ” ujar Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih dikutip CNBC International.

Penerapan sebenarnya sudah direncanakan Trump sejak masa kampanyenya pada 2024 silam. Dalam kesempatan itu Trump menggembar-gemborkan ancaman berupa pengenaan tarif hingga 60 persen pada barang-barang China.

Bahkan pada November 2024, melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, Pres menyerukan tarif tambahan 10 persen terhadap China.

"Kami tidak banyak membahas tarif, selain fakta bahwa dia tahu saya," kata Trump pada hari Selasa, membela pendekatannya terhadap posisi ini.

"Lihat, saya sudah menetapkan tarif besar untuk Tiongkok. Saya telah mengambil ratusan miliar dolar. Sebelum saya menjadi presiden, Tiongkok tidak pernah membayar bahkan 10 sen ke Amerika Serikat," tambahnya.

Masih belum jelas dasar hukum apa yang akan digunakan Trump untuk memberlakukan tarif baru ini. Namun Trump berdalih penerapan dilakukan untuk menghentikan perdagangan fentanyl dan bahan kimia berbahaya, yang menyebabkan puluhan ribu kematian akibat overdosis setiap tahun di AS

Bahkan Trump juga mengancam pengenaan tarif sebesar 25 persen terhadap Meksiko dan Kanada jika mereka gagal membantu AS mengamankan perbatasannya.

Baca juga:

Kebijakan Trump yang agresif menargetkan Tiongkok pada masa jabatan pertamanya terkait perdagangan, belakangan memicu ketegangan yang mengubah rantai pasok dan ekonomi global.

Banyak ekonom mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut dapat menyebabkan harga lebih tinggi bagi warga AS dan merugikan perusahaan-perusahaan yang terkena balasan dari luar negeri.

“Ini akan semakin sulit dari sini. Ini adalah pengingat bahwa Trump akan melakukan sesuatu, karena hari pertama mungkin telah memberikan kesan yang salah kepada sebagian orang bahwa ia mungkin tidak akan melakukannya," kata Xin-Yao Ng, seorang direktur investasi di abrdn Plc di Singapura.

Baca juga: