Energi Surya Ungguli Batu Bara di Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Lembaga think-tank Ember mengungkapkan tahun lalu untuk pertama kalinya kontribusi pembangkit listrik tenaga surya melampaui pembangkit batu bara dalam bauran energi Eropa. Pembangkit tenaga  listrik tenaga angin juga...

Energi Surya Ungguli Batu Bara di Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Lembaga think-tank Ember mengungkapkan tahun lalu untuk pertama kalinya kontribusi pembangkit listrik tenaga surya melampaui pembangkit batu bara dalam bauran energi Eropa. Pembangkit tenaga  listrik tenaga angin juga mengalami lonjakan.

Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan. Hal itu dilakukan untuk memangkas emisi karbon dioksida dan mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil untuk membantu meningkatkan ketahanan energi.

Ember yang mulai mengumpulkan data ini dari 2011 mengatakan pembangkit listrik tenaga surya mencakup 11 persen dari bauran listrik Uni Eropa pada 2024. Naik dari tahun 2023 yang sebesar 9,3 persen.

Bauran pembangkit listrik tenaga surya Uni Eropa tahun lalu untuk pertama kalinya lebih tinggi dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang sebesar 10 persen.

"Selama dua tahun terakhir kami melihat penurunan tajam pada batu bara dan gas dalam sistem tenaga listrik Uni Eropa dan bahan bakar fosil sekarang berada pada titik terendah dalam sejarah," kata analis senior dan penulis utama laporan Ember Chris Rosslowe, Kamis (23/1/2025).

Dalam laporannya, Ember mengatakan produksi listrik tenaga gas turun menjadi 15,7 persen dari 16,9 persen pada tahun 2023, sementara tenaga angin hampir datar di angka 17,4 persen. Meskipun sekitar 13 gigawatt (GW) kapasitas angin baru ditambahkan pada tahun 2024, kondisi angin kurang mendukung dibandingkan dengan tahun 2023, yang menyebabkan produksi listrik yang lebih rendah dari yang diharapkan.

"Kapasitas baru yang ditambahkan tahun ini sedikit diimbangi oleh kondisi angin yang lebih buruk," ujar Rosslowe.

Uni Eropa menginginkan agar tenaga angin dapat mencapai sekitar 34 persen dari bauran listriknya pada tahun 2030 dan diperlukan lebih banyak tindakan. "Terutama dalam hal mempermudah perizinan untuk proyek-proyek baru, untuk mencapai tujuan tersebut, ujar Rosslowe.

Nuklir tetap menjadi penyedia listrik yang dominan di Uni Eropa, naik menjadi 23,7 persen dari 23 persen pada tahun 2023. Dalam wawancara dengan surat kabar Italia Il Sole 24 Ore, Menteri Energi Italia Gilberto Pichetto Fratin mengatakan Italia pada akhir 2027 ingin menyelesaikan rencana yang mengizinkan penggunaan energi tenaga nuklir lagi setelah dilarang hampir 40 tahun yang lalu.

Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan reaktor modular kecil dan reaktor modular canggih dapat membantu mengurangi emisi karbon dari industri-industri yang paling berpolusi di Italia, termasuk industri baja, kaca, dan pembuatan tilem.

Pembangkit listrik tenaga nuklir dilarang di Italia setelah referendum pada tahun 1987 dan 2011. Namun pemerintah sekarang sedang menyusun peraturan untuk mencabut larangan tersebut melalui penggunaan teknologi tenaga nuklir yang baru.

sumber : Reuters