Gejala Kecanduan Media Sosial pada Anak: Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai

Bahaya anak kecanduan bermain media sosial, inilah gejala yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Gejala Kecanduan Media Sosial pada Anak: Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai

TEMPO.CO, Jakarta - Kecanduan pada anak telah menjadi isu yang kian hari kian mengkhawatirkan. Pada era digital seperti saat ini, bermain media sosial begitu dengan mudah diakses, terutama pada anak-anak. Kekhawatiran anak kecanduan media sosial juga meningkat di berbagai belahan dunia.

Misalnya, Australia yang mengesahkan undang-undang pembatasan media sosial dan melarang anak di bawah 16 tahun menggunakan platform media sosial pada November 2024.

Kemudian, Prancis juga telah mengesahkan undang-undang sejak 2023 lalu yang mewajibkan anak di bawah usia 15 tahun mendapat izin dari orang tua sebelum membuat akun media sosial. Sementara di Indonesia saat ini tengah mempertimbangkan penerapan regulasi serupa.

Anak-anak yang telah kecanduan bermain media sosial akan dengan mudah melupakan waktu di dunia nyata dan menghabiskan waktu secara berlebihan di depan layar. Tidak hanya itu, perubahan perilaku yang signifikan seperti gangguan tidur dan penurunan nilai akademis anak selama di sekolah menjadi salah satu dari gejala yang muncul. Berikut beberapa tanda lainnya jika anak telah kecanduan media sosial yang dirangkum dari berbagai sumber.

Tanda pertama adalah anak akan susah tidur jika telah kecanduan bermain media sosial. Anak berusia di atas 6 hanu perlu tidur sekitar 12 jam untuk mendukung masa tumbuh kembangnya. Anak yang kecanduan bermain media sosial secara tidak langsung akan memotong waktu tidur yang diperlukan dan hal ini juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Menghabiskan Waktu yang Berlebihan di Media Sosial

Dilansir dari soa-edu.com, anak yang kecanduan media sosial cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya di platform tersebut, bahkan ketika seharusnya melakukan aktivitas penting seperti belajar atau makan.

Anak mungkin menunjukkan penurunan dalam nilai akademis karena kurang fokus pada pelajaran akibat ketertarikan yang lebih besar pada media sosial. Mereka cenderung tidak rela berpisah dari ponsel maupun komputer agar tetap bisa terhubung ke dunia online, bahkan selama aktivitas penting seperti makan atau belajar.

Anak-anak yang terlalu terlibat dalam dunia maya sering kali lebih memilih berinteraksi secara online daripada bertemu langsung dengan teman-teman mereka. Alhasil dapat menyebabkan perasaan kesepian pada anak, sebab mereka banyak menghabiskan waktu untuk bermain ponsel.

Lebih Emosional dan Mudah Marah

Anak yang kecanduan bermain media sosial akan menjadi lebih emosional dan emosinya tidak stabil. Mereka akan menjadi lebih gampang cemas dan marah. Anak akan mudah marah, frustasi akibat hal-hal sepele, menjadi tidak sabar, dan semakin sering mengamuk.

Tanda lainnya anak kecanduan media sosial adalah timbulnya depresi dan kecenderungan melukai diri sendiri akibat banyak menghabiskan waktu di dunia maya. Mereka kemungkinan merasa tertekan oleh tekanan sosial dan perbandingan dengan orang lain di media sosial.

Keseringan bermain media sosial juga berakibat buruk pada postur tubuh. Terlalu lama duduk di depan komputer membuat postur tubuh tak tegak dan hal sama juga terjadi pada anak yang terlalu lama bermain ponsel.

Kehilangan Minat pada Aktivitas Lain

Anak mungkin kehilangan minat pada hobi atau kegiatan lain yang sebelumnya mereka nikmati, lebih memilih untuk menghabiskan waktu di media sosial.

Perubahan dalam Pola Makan

Tidak hanya berakibat pada jam tidur, kecanduan bermain media sosial juga mengakibat pada sebagian besar ana mengalami perubahan pola makan. Misalnya, makan berlebihan atau kurang makan, akibat stres yang disebabkan oleh .

Defara Dhanya Paramitha dan Tempo.co berkontribusi dalam penulisan artikel ini.