IMI Bojonegoro Soroti Pembangunan Sirkuit Balap Motor di GOR Utama

IMI Bojonegoro Soroti Pembangunan Sirkuit Balap Motor di GOR Utama. ????IMI Bojonegoro soroti rencana Pemkab membangun sirkuit balap motor di GOR Utama. Kualitas dan keamanan sirkuit dinilai tidak memadai, meningkatkan risiko keselamatan pengguna. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

IMI Bojonegoro Soroti Pembangunan Sirkuit Balap Motor di GOR Utama

Bojonegoro (beritajatim.com) – Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro membangun sirkuit balap motor di area GOR Utama Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, menuai sorotan dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bojonegoro. Proyek yang menggunakan anggaran APBD 2024 senilai Rp 3,95 miliar ini dinilai belum memenuhi standar keamanan dan kualitas yang memadai.

Ketua IMI Bojonegoro, Andri Hirmawan, mengungkapkan bahwa pihaknya sempat dilibatkan dalam perencanaan awal pembangunan sirkuit. Bahkan, IMI bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Bojonegoro melakukan studi banding ke sirkuit non permanen Stadion Kanjuruhan Malang. Namun, setelah studi banding, IMI tidak lagi dilibatkan hingga sirkuit selesai dibangun.

“Kualitas sirkuit saat ini jauh dari apa yang kita lihat di Kanjuruhan Malang. Baik fasilitas maupun kondisi aspalnya. Hal ini sangat mengecewakan,” ujar Andri.

Menurut Andri, kondisi sirkuit di GOR Utama Bojonegoro ini tidak hanya kurang memadai tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna. IMI menyoroti beberapa aspek seperti tidak adanya pengaman lintasan, termasuk pembatas dari karung atau ban yang biasanya digunakan untuk mengurangi risiko kecelakaan.

“Banyak warga yang tidak tahu area ini adalah sirkuit. Mereka sering berolahraga di sekitar lintasan, seperti lari atau jalan kaki. Beberapa bahkan mencoba menguji motor di lintasan tanpa pengaman,” tambahnya.

Kualitas aspal yang mulai rusak juga menjadi perhatian. Menurut IMI, kondisi ini tidak hanya mengurangi kenyamanan pengguna tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan, baik untuk atlet balap maupun masyarakat umum.

Berdasarkan data dari Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Bojonegoro, proyek pembangunan sirkuit ini awalnya terdaftar dengan kontrak nomor 027/202.2PPK.DINPORA/IX/2024. Namun, dalam sistem tersebut, tender dinyatakan batal tanpa ada informasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan proyek.

Ketidakjelasan ini semakin menambah sorotan terhadap proses pembangunan sirkuit yang menggunakan anggaran pemerintah. Hingga saat ini, Kepala Dinpora Bojonegoro, Amir Syahid, belum memberikan konfirmasi terkait status proyek.

Sebagai organisasi yang menaungi olahraga balap motor di Bojonegoro, IMI berharap Pemkab dan Dinpora Bojonegoro dapat memperbaiki kualitas sirkuit agar sesuai standar. Menurut Andri, sirkuit yang baik akan memberikan manfaat besar bagi para atlet balap lokal untuk berlatih dan berkompetisi, sekaligus meminimalkan risiko kecelakaan.

“Kami berharap ke depan ada sinergi yang lebih baik antara Pemkab, Dinpora, dan IMI dalam pengembangan fasilitas olahraga seperti ini. Sirkuit yang berkualitas akan menjadi kebanggaan bagi Bojonegoro,” tutup Andri. [lus/beq]