Inovasi Pengolahan Sampah di Sumenep, Limbah Jadi Energi Terbarukan
Inovasi Pengolahan Sampah di Sumenep, Limbah Jadi Energi Terbarukan. ????DLH Sumenep melakukan inovasi pengolahan sampah di TPA Batuan. Sampah diolah menjadi energi terbarukan dan air lindi menjadi pupuk cair. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
![Inovasi Pengolahan Sampah di Sumenep, Limbah Jadi Energi Terbarukan](https://beritajatim.com/wp-content/uploads/2025/02/PSX_20250213_155930.jpg)
Sumenep (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumenep melakukan inovasi pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Desa Torbang, Kecamatan Batuan. Inovasi ini mengubah limbah sampah menjadi energi terbarukan dan pupuk cair.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, Arif Susanto, menjelaskan bahwa DLH Sumenep telah memiliki alat pengolah sampah dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) yang mampu mengubah limbah sampah menjadi energi terbarukan.
“Ini salah satu solusi kami agar sampah di TPA Batuan tidak terus menerus menumpuk. Makanya kami mengolah sampah menjadi energi terbarukan,” katanya.
Namun, Arif mengakui jika alat pengolah sampah itu masih terbatas karena kapasitasnya hanya 20 ton. Sedangkan setiap harinya, TPA Batuan menerima sekitar 38 ton sampah.
“Jadi belum sebanding antara kapasitas alat pengolah sampah ini dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA. Tetapi setidaknya sudah ada upaya untuk mengolah sebagian sampah yang masuk,” ujarnya.
Arif menjelaskan, dengan teknologi RDF, 20 ton sampah dapat diolah menjadi energi terbarukan. Sistem RDF juga memiliki kemampuan untuk memisahkan sampah organik dan non-organik secara otomatis. Hasil pengolahan sampah ini telah berhasil dipasarkan kepada PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), konsorsium semen besar di Indonesia.
“Pengolahan sampah ini rencananya akan dikirim ke pabrik semen di Tuban. Keuntungan dari penjualan sampah yang diolah ini nantinya akan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ungkapnya.
Lebih lanjut Arif mengatakan, DLH Sumenep juga memperkenalkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengelola air lindi agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
“Salah satu langkah awal adalah mengolah air lindi sampah menjadi pupuk cair. Ini sudah kami lakukan sejak tahun 2023. Hasil penelitian dan penerapan metode ini menunjukkan perkembangan positif,” jelasnya.
Air lindi adalah air limbah yang dihasilkan dari proses air hujan meresap ke dalam tumpukan sampah dan melarutkan materi organik di dalamnya. Air lindi dapat membahayakan lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak diolah dengan benar.
Selama ini TPA Batuan menghadapi masalah overload, akibat volume sampah yang terus meningkat setiap harinya. Kondisi tersebut dinilai sangat berisiko. “Sampah yang menumpuk bisa menyebabkan kebakaran pada musim kemarau. Karena itu, kami rutin melakukan penyiraman. Sementara di musim hujan, air lindi sering meluap dan mencemari lingkungan. Karena itu, kami berusaha mengolah air lindi ini supaya tidak mencemari lingkungan,” pungkas Arif. [tem/beq]