KEMISKINAN DAN KEBODOHAN

Oleh : H. Sholikin Jamik SuaraBojonegoro.com – Catatan penting dalam obrolan akrap The post KEMISKINAN DAN KEBODOHAN appeared first on SuaraBojonegoro.com.

KEMISKINAN DAN KEBODOHAN

Oleh : H. Sholikin Jamik

– Catatan penting dalam obrolan akrap di pendopo kabupaten Bojonegoro saat kunjungan Dirjen Badilaq Mahkamah Agung RI. Bpk Drs.H. Muchlis, SH.MH. ke Pj. Bupati Bojonegoro bpk Andriyanto, SE.MM.Ma. Ph.D pada hari Rabu malam tanggal 22 Januari 2025, adalah tentang masih tinggi nya angka perceraian dan pernikahan anak (baca : walaupun dari data yang ada telah mengalami penurunan, tapi tetap saja masih katagori tinggi ) di kabupaten Bojonegoro masih katagori tinggi. Kedua tokoh itu dalam bincang santai sambil ngopi tidak berusaha mencari kambing hitam, tapi mencoba mencari akar persoalan mengapa orang bercerai dan melangsungkan perkawinan anak. Dalam obrolan itu di temukan banyak faktor. Tapi di sepakati faktor yang dominan akar masyalahnya orang bercerai dan melangsungkan pernikahan anak. Karena faktor kemiskinan dan kebodohan.

Memang menurut penulis perceraian dan pernikahan anak adalah dua isu sosial yang kompleks tidak hanya di kabupaten Bojonegoro saja dan memiliki banyak faktor penyebab. Namun, kemiskinan dan kebodohan dapat menjadi dua faktor yang berkontribusi besar terhadap terjadinya akar masyalah perceraian dan pernikahan anak. Karena : 1. Kemiskinan dapat menyebabkan keterbatasan sumber daya, seperti uang, makanan, dan tempat tinggal, yang dapat memicu konflik dalam rumah tangga,

2. Kemiskinan dapat membuat salah satu pasangan menjadi terlalu bergantung pada pasangan lainnya, sehingga dapat memicu perasaan tidak nyaman dan konflik,

3. Kemiskinan dapat membuat orang tua tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya, sehingga dapat memicu pernikahan anak.

Kemudian Faktor Kebodohan
1 Kebodohan
dapat membuat orang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara mengelola konflik, sehingga dapat memicu perceraian,

2.Kebodohan dapat membuat orang tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengelola keuangan, sehingga dapat memicu kemiskinan dan
3. Kebodohan dapat membuat orang tidak memiliki kesadaran yang cukup tentang pentingnya pendidikan, sehingga dapat memicu pernikahan anak.

Maka solusinya dengan data perceraian dan pernikahan anak dari Pengadilan Agama Bojonegoro, pemkab Bojonegoro menetapkan program unggulan, menekan angka kemiskinan, menekan pernikahan anak, menekan stunting, menciptakan lapangan kerja. Dan pemkab Bojonegoro akan fokus pada
1. Pendidikan.
Meningkatkan akses pendidikan dan kualitas pendidikan. Karena dengan cara itu dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kebodohan.
2. _Pelatihan_: Memberikan pelatihan keterampilan dan pengetahuan dapat membantu orang mengelola konflik dan keuangan dengan lebih baik.
3. _Pemberdayaan Ekonomi_: Meningkatkan akses ke sumber daya ekonomi dan memberikan peluang kerja dapat membantu mengurangi kemiskinan.
4. _Kesadaran Masyarakat_: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan kesejahteraan anak dapat membantu mengurangi pernikahan anak.

Dengan demikian, kemiskinan dan kebodohan dapat menjadi dua faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya perceraian dan pernikahan anak. Namun, dengan meningkatkan akses pendidikan, pelatihan, pemberdayaan ekonomi, dan kesadaran masyarakat, kita dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kebodohan, serta mengurangi angka perceraian dan pernikahan anak. (**)