Kisah Alwi terseret banjir Bima bersama istri dan bayi umur 8 bulan

Bencana banjir bandang di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih meninggalkan luka mendalam ...

Kisah Alwi terseret banjir Bima bersama istri dan bayi umur 8 bulan

Bima, NTB (ANTARA) - Bencana banjir bandang di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih meninggalkan luka mendalam untuk warga setempat terutama keluarga besar 5 korban yang masih dinyatakan hilang terbawa arus banjir hingga saat ini.Salah satu korban bernama Alwi (35), menceritakan bagaimana dia harus berpisah dan merasa kehilangan istrinya, Juliani (32), dan seorang bayi berumur 8 bulan."Kejadian itu begitu cepat dan tidak bisa saya bayangkan hingga saat ini," ujarnya saat diwawancara langsung di kediamannya yang masih di selimuti duka di Wera, Rabu.Ia menjelaskan, peristiwa banjir pada Ahad (2/3) petang itu menjadi akhir dari kisahnya dengan keluarga kecilnya itu.

Baca juga:

Baca juga: "Saat banjir datang, kami bersama-sama ada di dalam rumah. Melihat banjir yang mulai masuk ke halaman rumah, saya pun menaikkan istri dan anak bayi di atas rumah panggung tetangga yang lebih besar dan tinggi," katanya yang saat itu di temani anak pertama dan beberapa sanak keluarganya.Alwi menuturkan, yang terlintas dalam pikirannya saat itu, hanya keselamatan dan kenyamanan untuk istri dan anaknya."Tempat tinggal kami berhadapan langsung dengan sungai dan bentuknya hanya kios kecil berupa bangunan setengah permanen," ucapnya.Lebih lanjut ia memaparkan, berselang beberapa menit usai memindahkan dua orang terkasihnya di rumah tetangga itu. Sang istri kemudian, meminta dirinya turun ke rumah untuk mengambil dot susu."Saya pun turun membawa dot itu dan bergegas ingin kembali menemui mereka. Naas, secara tiba-tiba banjir membesar dan langsung menghanyutkan rumah tempat istri dan anaknya itu berada," katanya sembari menahan haru.Melihat peristiwa tragis itu, Alwi mengatakan badannya kaku semua, terasa dingin dan tak bisa berkata apa-apa lagi."Setelah sekian menit saya kemudian baru sadar dan merasa sangat terpukul karena kehilangan mereka berdua," paparnya sembari memeluk anak pertamanya yang sejak kecil sudah tinggal bersama sang kakek dan nenek.Ditanya apa harapan dan mimpinya usai peristiwa itu? Tidak ada harapan dan keinginan yang lain, saat ini semoga jasad istri dan anak kami itu segera diketemukan."Saya dan keluarga besar kami sudah ikhlas, mesti ini sangat berat dan menyesatkan dada kami," cakapnya.Juliani bersama Alwi memiliki dua anak laki-laki. Satu berumur 5 tahun dan satunya umur 8 bulan.Hingga hari ketiga ini, jasadnya bersama bayi mungil dan tiga korban lain belum juga diketemukan. Sementara tiga orang lainnya sudah diketemukan dalam keadaan meninggal dunia, pada hari Senin (3/2/2025).*

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Nur Imansyah, Ady Ardiansah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025