Inflasi Tahunan Januari 2025 Terendah dalam 25 Tahun Terakhir, Daya Beli Lesu?
BPS mencatat, inflasi tahunan pada Januari 2025 sebesar 0, 79% adalah yang terendah sejak Januari tahun 2000.
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat tingkat inflasi Indonesia pada Januari 2025 mencapai 0,76% secara tahunan. Angka inflasi tahunan ini hanya separuh angka pada Desember 2024 yang mencapai 1,57% dan tak sampai sepertiga inflasi Januari 2024 sebesar 2,57%.
“Inflasi tahunan di Januari 2025 ini adalah yang terendah sejak Januari tahun 2000,” ujar Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/2).
Inflasi Januari tahun 2000 tercatat sebesar 0,28% secara tahunan, periode penurunan harga setelah lonjakan pada era krisis ekonomi 1998-1999.
Dia menjelaskan, indeks harga konsumen naik dari 105,19 pada Januari 2024 menjadi 105,99 pada Januari 2025. Inflasi tahunan utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan laju inflasi 3,69%. Semua kelompok ini memberikan andil inflasi 1,07%.
Menurutnya, komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok tersebut adalah minyak goreng dengan andil 0,14% dan sigaret kretek mesin dengan andil 0,12%. Komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman dan tembakau yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,36%.
Secara tahunan, inflasi terjadi pada seluruh komponen kecuali komponen harga diatur pemerintah. “Komponen ini mengalami inflasi tahunan 2,36% dan memberikan andil inflasi terbesar dengan andil inflasi sebesar 1,51%,” ucap Amalia.
Sementara itu, BPS juga mencatat komponen harga bergejolak mengalami inflasi 3,07% dengan andil inflasi sebesar 0,51%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai rawit, beras, ikan segar, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
Berdasarkan sebaran inflasi tahunan, menurut dia, sebanyak 30 provinsi mengalami inflasi. Sedangkan delapan lainnya mengalami deflasi.
BPS mencatat, inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan yaitu sebesar 4,55%, sedangkan deflasi terdalam terjadi di Gorontalo sebesar 1,52%.
Daya Beli Lesu
Executive Director Segara Research Pitter Abdullah menilai, banyak faktor yang menyebabkan inflasi pada Januari 2025 rendah. Salah satunya, daya beli yang masih rendah karena maraknya Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK.
Selain itu, menurut dia, tren inflasi pada Januar, secara siklus juga melandai setelah kenaikan inflasi pada Desember yang terdampak momentum Natal dan Tahun Baru.
"Faktor lain adalah harga yang diatur pemerintah seperti diskon listrik," ujar Piter kepada Katadata.co.id.
"S