Media Israel: Rencana Donald Trump untuk Mengambil Alih Jalur Gaza Mustahil Dilaksanakan

Media Israel menganggap rencana Donald Trump mengenai Gaza mustahil dilaksanakan, terutama karena semua faksi Palestina menentangnya.

Media Israel: Rencana Donald Trump untuk Mengambil Alih Jalur Gaza Mustahil Dilaksanakan

Media Israel: Rencana untuk Mengambil Alih Gaza Mustahil Dilaksanakan

TRIBUNNEWS.COM- Media Israel menganggap rencana mengenai Gaza mustahil dilaksanakan, terutama karena semua faksi Palestina menentangnya.

Rencana Donad Trump untuk memindahkan paksa warga Palestina dari Gaza bisa jadi merupakan "tipu muslihat" yang menunjukkan pemikirannya yang "di luar kebiasaan", tetapi itu bukanlah rencana yang realistis terutama jika tidak ada satu pun faksi Palestina yang menyetujuinya, menurut analis urusan Arab di Yedioth Ahronoth.

Rencana Trump untuk emigrasi sukarela warga Palestina menciptakan fantasi baru di "Israel", situs web berita tersebut menambahkan. 

Banyak orang Israel "ingin melihat Gaza diratakan dengan tanah, orang-orang Palestina menghilang, dan , yang selama puluhan tahun menjadi sarang tentara Israel, menjadi Riviera Amerika yang makmur, seperti yang dilaporkan oleh Ynet, "Itu adalah mimpi yang nyata, namun ada satu peringatannya, itu tidak realistis, mustahil, dan tidak masuk akal untuk dilaksanakan."

Surat kabar itu menambahkan, "Tidak ada entitas Palestina yang akan setuju untuk bekerja sama dengan rencana untuk migrasi atau pemindahan, terutama karena penyebutan apa pun tentang migrasi atau kepergian langsung dikaitkan dengan bencana kolektif terbesar rakyat Palestina – Nakba tahun 1948.

Ditekankannya, "Bahkan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, kemarin bersekutu dengan Hamas dan dengan tegas menyatakan penentangannya terhadap Hamas."


Aksi militer tidak akan menyebabkan Hamas menyerah

Menurut situs web tersebut, aksi militer, tidak peduli seberapa agresifnya, akan menyebabkan lebih banyak kerusakan dan kematian di Gaza, tetapi tidak berarti Hamas menyerah, selama tidak ada alternatif yang sah untuk itu, atau bahkan pembubarannya. 

Itu hanya akan menyebabkan lebih banyak kematian tentara IDF yang akan melanjutkan perang tanpa tujuan yang realistis.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa "meratakan dengan tanah dan mengusir penduduknya bukanlah tujuan yang realistis, tetapi lebih merupakan taktik licik dari seorang presiden Amerika yang ingin membuktikan betapa berbedanya ia dari pendahulunya dan orang lain. 

Namun, itu adalah lelucon yang tidak memiliki jalan untuk dilaksanakan."

Ynet menambahkan bahwa kesepakatan gencatan senjata sedang berlangsung, dan tim negosiasi akan bertemu untuk melanjutkan pembicaraan di Doha. 

Masih belum jelas apakah diskusi ini akan mengarah pada tahap kedua kesepakatan, tetapi satu hal yang pasti: Sejauh ini, Hamas masih mempertahankan kendali di .

Kemarahan global terhadap rencana