Mendag dan Menteri BUMN Bersinergi Bawa UMKM Tembus Pasar Global

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan pentingnya sinergi antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendorong ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah...

Mendag dan Menteri BUMN Bersinergi Bawa UMKM Tembus Pasar Global

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan pentingnya sinergi antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendorong ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Budi meminta dukungan Erick Thohir untuk memperkuat daya saing UMKM agar mampu menembus pasar global.  

"Kami lihat BUMN banyak sekali mendukung UMKM, terutama dari sisi pelatihan dan pembiayaan. Itu yang kami perlukan untuk memperkuat daya saing UMKM sehingga mudah masuk ke pasar global," ujar Budi saat konferensi pers bersama Menteri BUMN Erick Thohir di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Budi menyampaikan Kemendag telah menjalankan program UMKM Bisa Ekspor yang fokus memfasilitasi UMKM menuju pasar internasional. Menurut Budi, kolaborasi dengan BUMN sangat penting, mengingat banyak UMKM binaan BUMN yang telah siap ekspor.  

"Kita minta dukungan dari Kementerian BUMN agar UMKM binaan BUMN yang siap ekspor bisa berkolaborasi dengan program kami. Kemendag memiliki perwakilan atase perdagangan di 33 negara yang dapat membantu memasarkan produk UMKM ke buyer internasional," ucap Budi.  

Kemendag, lanjut Budi, telah menyiapkan strategi untuk memastikan UMKM mendapatkan akses yang tepat ke pasar ekspor, termasuk melalui presentasi produk kepada perwakilan perdagangan, business matching secara daring, dan memfasilitasi UMKM dalam pameran internasional.  Budi meyakini kolaborasi lintas kementerian ini mampu membuka peluang lebih besar bagi UMKM Indonesia untuk bersaing di pasar internasional, sekaligus memperkuat posisi produk Indonesia di kancah global.

"Ketika UMKM ikut pameran, perwakilan kita di luar negeri harus sudah mencarikan buyer sebelum mereka berangkat. Jangan sampai UMKM hanya datang ke pameran tanpa hasil konkret. Ini penting agar perjalanan mereka, yang membutuhkan biaya besar, benar-benar memberikan hasil," ucap Budi.  

Budi menilai upaya ini juga sejalan dengan target peningkatan ekspor nasional sebesar 7,1 persen pada 2025, yang mana UMKM diharapkan berkontribusi signifikan. Kemendag telah menetapkan target ekspor nasional di setiap negara, termasuk target kontribusi khusus dari UMKM.  

"Misalnya, ke Jepang, kami menargetkan berapa persen ekspor nasional, dan di dalamnya harus ada kontribusi UMKM. Produk seperti furnitur, makanan, minuman, dan kerajinan sudah banyak masuk pasar global. Namun, masih banyak sektor lain yang juga memiliki potensi besar," kata Budi.