Mengapa Cina Tindak Tegas Para Penjahat Dunia Maya di Asia Tenggara?
Nasib aktor Wang Xing memicu kemarahan di Cina setelah dia hilang dan harus diselamatkan dari pusat penipuan di Myanmar. Namun, Beijing…
Pada awal Januari 2025, seorang aktor Cina yang tidak terlalu dikenal terseret dalam kontroversi internasional seputar warga negara Cina yang diperdagangkan dan dieksploitasi di negara-negara Asia lainnya.
Wang Xing yang berusia 31 tahun, yang juga menggunakan nama samaran Xingxing, pergi ke Thailand untuk casting pekerjaan yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan hiburan besar.
Sesampainya di sana, dia diduga bertemu dengan orang-orang bersenjata yang memaksanya masuk ke dalam mobil dan membawanya menyeberangi perbatasan Thailand menuju Myanmar.
Para penculiknya menggunduli kepalanya dan dilaporkan mulai melatihnya untuk menipu orang-orang Cina saat bekerja di sebuah pusat panggilan.
Wang mengaku melihat banyak orang dengan kepala gundul di tempat tersebut, termasuk sekitar 50 warga negara Cina lainnya yang mengalami nasib serupa.
Pacar Wang berupaya meminta bantuan lewat media sosial setelah kehilangan kontak dengan sang aktor pada tanggal 3 Januari 2025. Permohonannya untuk meminta bantuan disambut oleh para selebritas ternama di Cina, dan Wang berhasil diselamatkan serta dikembalikan ke Thailand empat hari setelah penculikannya. Ia pun muncul di media Thailand bersama polisi setempat.
Di depan kamera, Wang menyayangkan masalah keamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Thailand, dan berterima kasih kepada polisi serta mengatakan bahwa negara itu "cukup aman.”
"Jika ada kesempatan di masa depan, saya ingin kembali ke Thailand,” katanya.
Sementara itu, nasib para tawanan Cina lainnya di pusat panggilan masih belum jelas.
Myanmar: Sebagian besar penipu yang dideportasi berasal dari Cina
Myanmar berada dalam cengkeraman perang saudara dan telah menjadi sarang bagi pusat-pusat penipuan yang dioperasikan oleh geng-geng kriminal Cina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah bekerja sama dengan militer Myanmar dan pemberontak anti-junta untuk menindak sindikat kejahatan.
"Namun, pelanggaran hukum secara umum di beberapa wilayahMyanmar membuat tindakan keras seperti itu menjadi sulit,” kata Ian Chong, seorang ilmuwan politik di Singapura, kepada DW.
"Geng-geng hanya pindah ke daerah-daerah di mana Cina dan proksinya sulit untuk menjangkau,” tambahnya.
Pemerintah militer Myanmar telah mendeportasi 55.711 orang asing yang terlibat dalam kegiatan penipuan sejak Oktober 2023. Menurut media pemerintah Myanmar, sebagian besar dari mereka - lebih dari 53.000 orang - adalah warga Cina.