Meski Ada Efisiensi Anggaran, Perpusnas Batal Sesuaikan Jam Operasional

Perpusnas tetap buka di hari Minggu tetapi tutup pada hari libur nasional dan cuti bersama.

Meski Ada Efisiensi Anggaran, Perpusnas Batal Sesuaikan Jam Operasional

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) batal menyesuaikan jam operasional setelah rencana tersebut mendapatkan protes dari warganet (netizen). Meski terkena dampak efisiensi anggaran, jam operasional layanan Perpusnas akan berjalan seperti sebelumnya.

Melalui akun media sosial Instagram resmi @perpusnas.go.id, Perpusnas mengumumkan jadwal layanan kembali seperti semula. "Info jam layanan selengkapnya cek kiriman yang disematkan," kata Perpusnas melalui akun media sosial tersebut.

Sebelumnya, akun @perpusnas.go.id mengumumkan penyesuaian jam operasional layanan Perpusnas sebagai berikut:

Senin-Kamis pukul 08.00-16.00 WIB,
Jumat pukul 08.00-16.30 WIB,
Sabtu pukul 09.00-15.00 WIB.

Perpusnas juga dinyatakan bakal tutup pada hari Minggu, libur nasional, dan cuti bersama.

Setelah ramai protes dari warganet, Perpusnas batal menyesuaikan jadwal operasionalnya. Jadwal operasional Perpusnas yang terbaru adalah sebagai berikut:

Senin-Jumat 08.00-19.00 WIB
Sabtu-Minggu 09.00-16.00 WIB

Perpusnas akan tutup pada hari libur nasional dan cuti bersama. Pada akhir pekan, Perpusnas membuka semua layanan, kecuali layanan Galeri Kepresidenan, Penelusuran Informasi dan Fasilitas Peneliti, PBB, fotokopi, dan Radio Widya Bahana Swara.

Pengumuman terbaru ini mendapatkan sambutan positif dari para pengguna layanan Perpusnas. Mereka bahkan berharap Perpusnas bisa kembali membuka layanannya hingga pukul 21.00 WIB untuk hari Senin-Kamis. 

Dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang Perpustakaan tahun 2025, Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz menyatakan Perpusnas memiliki semboyan baru untuk hadir sebagai martabat bangsa.

"Perpustakaan itu memiliki fungsi yang sangat substansial, fundamental, dan instrumental di dalam pengembangan kecakapan literasi untuk peradaban bangsa. Bapak dan ibu (pustakawan hingga seluruh pegiat literasi) ditugaskan untuk membawa misi pemartabatan harga diri bangsa," kata Aminudin, pada Selasa (4/2).

Perpusnas dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sepakat menjaga penyediaan buku untuk jalur sekolah dan bukan sekolah, yakni perpustakaan desa hingga taman bacaan masyarakat.

"Penyediaan buku ini akan melibatkan lembaga lain, termasuk corporate social responsibility (CSR) yang akan diupayakan supaya betul-betul menjadi kenyataan," ujar dia.

Aminudin juga mengatakan Perpusnas akan memberikan porsi antara peran Taman Baca Masyarakat (TBM) dan pegiat literasi lain agar menjadi optimal. Pelaksanaan Relawan Literasi Masyarakat (Rel Lima) akan dimulai dengan beberapa program percontohan.

Selain itu, rencana redistribusi buku milik Perpusnas ke perpustakaan daerah akan dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga lain supaya tidak bermasalah.

Ia menyebut Perpusnas akan berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kementerian Desa, serta Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) terkait rencana aksi untuk program-program yang diusung bersama.

"Urusan anggaran yang sangat menjadi kekhawatiran kita itu, justru harus menjadi pemicu," kata Aminudin.