Minuman manis kemasan yang relatif aman dikonsumsi bagi kesehatan

Minuman manis dalam kemasan telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Namun, konsumsi berlebihan terhadap jenis ...

Minuman manis kemasan yang relatif aman dikonsumsi bagi kesehatan

Jakarta (ANTARA) - Minuman manis dalam kemasan telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Namun, konsumsi berlebihan terhadap jenis minuman ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes mellitus tipe 2, penyakit ginjal, penyakit jantung, dan kerusakan gigi.

Oleh karena itu, penting untuk memilih minuman kemasan yang lebih sehat dan memperhatikan batasan konsumsi gula harian yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes), yaitu 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan per hari.

Baca juga:

Berikut adalah beberapa minuman manis kemasan yang masih aman dikonsumsi:

1. Air kelapa Kkemasan (Hydrococo & Malee Coco)

Air kelapa merupakan pilihan minuman sehat yang kaya akan elektrolit dan mineral alami. Beberapa produk air kelapa kemasan seperti Hydrococo dan Malee Coco memiliki kandungan 97 persen hingga 100 persen air kelapa murni, sehingga aman untuk dikonsumsi tanpa tambahan pemanis buatan atau bahan pengawet yang berlebihan. Minuman ini cocok sebagai pengganti cairan tubuh setelah beraktivitas atau berolahraga.

2. Susu steril

Susu steril yang mengandung 100 persen susu sapi murni tanpa campuran air atau pemanis buatan. Susu ini diproses secara steril sehingga lebih tahan lama tanpa perlu tambahan bahan pengawet.Kandungan proteinnya yang tinggi serta manfaatnya bagi kesehatan menjadikannya salah satu pilihan terbaik dalam kategori minuman kemasan yang masih aman dikonsumsi.

3. Soda tanpa gula

Minuman bersoda memang sering dikaitkan dengan risiko kesehatan karena kandungan gulanya yang tinggi. Namun, bagi pecinta soda yang ingin tetap menjaga kesehatannya, no sugar soda atau soda tanpa gula seperti Coca-Cola Zero Sugar dan Sprite Zero Sugar dapat menjadi alternatif.Minuman ini tidak mengandung gula tambahan sehingga lebih aman untuk dikonsumsi dalam jumlah wajar dibandingkan dengan soda konvensional yang tinggi kadar gulanya.

4. Jus kemasan tanpa gula tambahan

Jus buah dalam kemasan sering kali mengandung tambahan gula dan pemanis buatan yang berisiko bagi kesehatan. Oleh karena itu, pastikan untuk memilih jus yang mengandung 100 persen buah asli tanpa tambahan gula. Jus kemasan dengan komposisi murni buah asli tetap memberikan manfaat kesehatan karena mengandung vitamin, mineral, dan serat alami yang baik untuk tubuh.

Baca juga:

Bahaya konsumsi minuman manis berlebihan

Meskipun beberapa minuman kemasan masih tergolong aman dikonsumsi, konsumsi minuman manis berlebihan tetap perlu dihindari. Beberapa risiko kesehatan akibat konsumsi gula yang berlebihan meliputi:

  • Obesitas: Kandungan kalori yang tinggi dalam minuman manis dapat menyebabkan peningkatan berat badan secara signifikan.
  • Diabetes mellitus tipe 2: Asupan gula berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes.
  • Penyakit ginjal: Minuman dengan kandungan gula tinggi dapat membebani fungsi ginjal dan meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.
  • Penyakit jantung: Konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan tekanan darah, yang berujung pada risiko penyakit jantung.
  • Kerusakan gigi: Gula dalam minuman manis dapat menjadi penyebab utama kerusakan gigi akibat pertumbuhan bakteri dalam mulut.
  • Hipertensi: Peningkatan tekanan darah akibat konsumsi gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Memilih minuman kemasan yang lebih sehat merupakan langkah bijak dalam menjaga kesehatan tubuh. Air kelapa kemasan, susu steril, soda tanpa gula, dan jus kemasan tanpa tambahan gula adalah beberapa pilihan minuman kemasan yang lebih aman dikonsumsi.

Namun, tetaplah memperhatikan batas konsumsi gula harian sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI agar kesehatan tetap terjaga dalam jangka panjang.

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025