Peneliti China gunakan satelit pantau anjungan migas lepas pantai
Peneliti China meluncurkan aplikasi baru satelit sains Bumi SDGSAT-1 untuk mengamati anjungan minyak dan gas lepas ...
![Peneliti China gunakan satelit pantau anjungan migas lepas pantai](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/09/CjkinzN007014_20250209_CBMFN0A001.jpg)
Beijing (ANTARA) - Peneliti China meluncurkan aplikasi baru satelit sains Bumi SDGSAT-1 untuk mengamati anjungan minyak dan gas lepas pantai.
Studi ini, yang dipimpin oleh para peneliti dari Institut Penelitian Informasi Dirgantara (Aerospace Information Research Institute) di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS), baru-baru ini diterbitkan dalam Jurnal Internasional Bumi Digital (International Journal of Digital Earth).Seiring meningkatnya permintaan minyak global dan pergerakan industri menuju dekarbonisasi, pemantauan khusus terhadap anjungan minyak dan gas menjadi semakin diperlukan. Meski demikian, pelacakan anjungan-anjungan ini di wilayah samudra yang luas dan dinamis telah lama menimbulkan tantangan.Para peneliti menggunakan Glimmer Imager dan Thermal Infrared Spectrometer milik SDGSAT-1 untuk melacak aktivitas pembakaran gas di Laut China Selatan. Pendekatan inovatif ini memungkinkan mereka untuk memetakan operasi platform dengan tingkat presisi yang lebih tinggi.Temuan tersebut membantu para peneliti mengidentifikasi 113 anjungan minyak dan gas di tengah lingkungan maritim yang kompleks dengan pulau-pulau, kapal, dan fasilitas lepas pantai lainnya di kawasan tersebut."Temuan ini menyoroti kompetensi SDGSAT-1 dalam melacak status operasional platform minyak dan gas," demikian menurut penelitian tersebutDiluncurkan pada 5 November 2021, SDGSAT-1 merupakan satelit sains Bumi pertama di dunia yang didedikasikan untuk mendukung Agenda 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pembangunan Berkelanjutan.Dikembangkan oleh CAS, satelit ini menyediakan data penting berbasis luar angkasa untuk menilai interaksi manusia-lingkungan dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025