Peringatan BMKG saat Isra Miraj dan Imlek
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat terjadi selama libur Isra Mi’raj dan Imlek.Dalam sepekan terakhir, beberapa wilayah...
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat Isra Miraj dan Imlek. Foto: Hujan (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat terjadi selama libur Isra Mi’raj dan Imlek.
Dalam sepekan terakhir, beberapa wilayah di Indonesia mengalami hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem, termasuk Paloh di Kalimantan Barat yang mencatat curah hujan 184 mm, Tanjung Pinang di Kepulauan Riau dengan 166 mm, dan Tegal di Jawa Tengah yang mencapai 153 mm.
Dikutip dari Prospek Cuaca Mingguan Periode 24 – 30 Januari 2025, pada Ahad (26/1/2025) BMKG memperingatkan kondisi cuaca ini masih berpotensi berlanjut, terutama di Indonesia Bagian Selatan, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
BMKG menjelaskan peningkatan curah hujan ini dipengaruhi beberapa faktor atmosfer, termasuk angin Monsun Asia yang membawa massa udara lembab, fenomena La Niña lemah, serta gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif di wilayah Indonesia bagian barat.
Pola siklonik yang terdeteksi di Selat Karimata, Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Laut Arafuru, Laut Halmahera, dan Samudra Hindia Selatan Jawa juga berkontribusi pada peningkatan potensi hujan.
"Pola ini memicu konvergensi angin dan memperkuat pembentukan awan hujan, sehingga meningkatkan intensitas hujan di area sekitarnya," kata dalam laporan mingguannya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah rawan bencana, dan terus memantau informasi terkini dari BMKG. Dengan adanya fenomena atmosfer yang kompleks, termasuk MJO yang kini berada di fase 3, serta gelombang atmosfer aktif, potensi hujan lebat hingga ekstrem diperkirakan akan berlangsung selama 7 hingga 10 hari ke depan.
Masyarakat diharapkan untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan dampak dari cuaca ekstrem ini, termasuk risiko banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terbaru untuk membantu masyarakat dalam mengambil langkah antisipatif. n Lintar Satria