PMI manufaktur Januari naik, Kemenperin yakini ekonomi ikut tumbuh

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan naiknya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Januari ke ...

PMI manufaktur Januari naik, Kemenperin yakini ekonomi ikut tumbuh
Artinya para pelaku industri kita semangat dalam memasuki tahun 2025 ini

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan naiknya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Januari ke angka 51,9 atau naik 0,7 poin secara bulanan, akan sejalan dengan pertumbuhan positif perekonomian nasional.

"Artinya para pelaku industri kita semangat dalam memasuki tahun 2025 ini. Dengan kepercayaan yang tinggi dari para pelaku industri untuk terus menjalankan usahanya, kami juga optimistis bahwa perekonomian nasional dapat ikut tumbuh positif," kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, geliat industri manufaktur tersebut ditandai dengan meningkatnya pembelian bahan baku untuk dapat memenuhi lonjakan permintaan pasar pada bulan-bulan berikutnya. Saat ini produktivitas sektor manufaktur terlihat kuat, yang diharapkan dapat memasok kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Dari laporan S&P Global yang merilis nilai PMI, dengan tingginya aktivitas produksi ini, sejumlah perusahaan memutuskan untuk melakukan perekrutan pada bulan Januari, serta melakukan penambahan jumlah tenaga kerja selama dua bulan ke depan.

"Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja baru atau job creation," kata Febri.

Meski demikian, pihaknya menilai angka PMI manufaktur Indonesia bisa lebih tinggi jika kebijakan relaksasi impor produk barang jadi dicabut.

Selain itu, kebijakan-kebijakan yang strategis dan pro-bisnis turut diperlukan agar pengusaha manufaktur di Indonesia semakin berkinerja positif, mengingat selama ini sektor tersebut menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jadi, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen, perlu adanya kebijakan dan stimulus yang dapat merangsang para pelaku industri kita untuk lebih bergeliat dalam menjalankan usahanya," katanya pula.

Ia menjelaskan beberapa kebijakan itu, antara lain yakni perpanjangan subsidi gas industri melalui program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), evaluasi relaksasi kebijakan impor, serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025