Presiden Palestina: Israel Lakukan Pembersihan Etnis di Tepi Barat
Kantor Presiden Palestina mengatakan Israel sedang melakukan pembersihan etnis di Tepi Barat ketika serangan IDF membunuh 70 orang sejak awal tahun.
TRIBUNNEWS.COM - Kantor Presiden Mahmoud Abbas mengecam rencana untuk mengusir warga negara dan melakukan pembersihan etnis di .
Kepresidenan juga meminta pemerintah AS untuk campur tangan dan menghentikan serangan sekutunya, , di .
"Kami mengecam ekspansi perang menyeluruh yang dilakukan otoritas pendudukan terhadap rakyat di untuk melaksanakan rencana mereka yang bertujuan menggusur warga negara dan pembersihan etnis," kata juru bicara kepresidenan , Nabil Abu Rudeineh, pada Senin (3/2/2025).
Ia menghimbau pemerintah AS untuk mengambil keputusan sebelum terlambat, terutama karena Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat ini sedang mengunjungi Washington.
Setelah -Hamas mulai mengimplementasikan mulai 19 Januari, pasukan menyerbu dengan dalih untuk menargetkan kelompok perlawanan di sana.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut serangan militer tersebut sebagai operasi "Tembok Besi".
Israel memaksa keluarga-keluarga dari kota Tamoun, tenggara Tubas di , untuk meninggalkan rumah mereka.
"Pasukan pendudukan memaksa beberapa keluarga meninggalkan rumah mereka di pinggiran selatan kota, dan menyita kunci rumah mereka," menurut pernyataan Wali Kota Tamoun, Najeh Bani Odeh, seperti diberitakan Kantor Berita dan Informasi (WAFA).
Ia menambahkan tentara memaksa warga meninggalkan rumah mereka selama 10 hari.
Dia menjelaskan, kawasan yang menjadi target tentara dan mengusir penduduknya dari rumah mereka adalah kawasan dataran tinggi, terletak di pinggiran selatan kota, dan juga menghadap ke kota dan kawasan Far'a.
“Pasukan pendudukan Israel terus menyerbu kamp Al-Far’a dan sekitarnya selama berjam-jam, menyerbu rumah-rumah warga di dalam dan sekitar kamp, di tengah pengerahan pasukan infanteri secara intensif," tambahnya.
Baca juga:
Sementara itu, buldoser militer sedang bekerja untuk menghancurkan bagian jalan utama menuju kamp dari sisi selatan, di tengah gencarnya penerbangan pesawat tanpa awak.
Menurut hitungan kementerian yang dirilis pada hari Senin, serangan besar-besaran telah menewaskan 38 orang di Jenin, 15 orang di Tubas, enam orang di Nablus, lima orang di Tulkarem, tiga orang di Hebron, dua orang di Betlehem dan satu orang di Yerusalem Timur yang diduduki.
Pasukan telah membunuh 70 orang, termasuk 10 anak-anak, di yang diduduki sejak awal tahun.
Pada hari Minggu (2/2/2025), pasukan menghancurkan 23 bangunan di kamp pengungsi Jenin dan secara paksa memindahkan sekitar 15.000 warga dari kamp tersebut.
Hingga hari ini, serangan di tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)