Mentan: Surplus Beras 4 Juta Ton, Bulog Disuntik Rp 16,6 T untuk Serap Gabah
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan produksi beras domestik akan mengalami surplus 4 juta ton pada April 2025.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan produksi beras domestik akan mengalami surplus 4 juta ton pada April 2025. Produksi beras pada Januari hingga Maret diproyeksikan naik 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Amran menyampaikan hal tersebut sesuai memenuhi panggilan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (4/2). “Sebanyak 4 juta ton ini harus diserap oleh Bulog,” kata Amran dalam konferensi pers seusai pertemuan dengan presiden.
Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui suntikan anggaran Rp 16,6 triliun kepada Bulog untuk dapat menyerap seluruh surplus beras petani sebanyak 4 juta ton tersebut. Dana tersebut utamanya untuk persiapan gudang penyimpanan. “Karena kondisi modal Bulog kurang, maka presiden mengucurkan langsung tanpa bunga. Itu Rp 16,6 triliun untuk Bulog," kata dia.
Amran juga menegaskan pemerintah telah meningkatkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp 500 per kilogram (kg). Dengan kebijakan ini, HPP gabah ditetapkan menjadi Rp 6.500 per kg.
Dia menyebut rata-rata jual gabah ke penggilingan padi masih di bawah HPP. “70% provinsi di Indonesia masih di bawah HPP karena mungkin sudah mulai panen, mungkin 30% di atas HPP ini belum panen,” ujar Amran.
Amran berharap suntikan anggaran kepada Bulog dapat memperbesar pembelian gabah petani ke acuan HPP. “Sekarang sudah diproses. Kalau tidak salah, mungkin uangnya sudah ditransfer ke Bulog. Semua permintaan yang dibutuhkan untuk serap gabah, sudah diberikan,” kata Amran.
Lebih jauh, dia juga menyampaikan saran yang disampaikan oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) yang juga turut hadir dalam pertemuan dengan presiden kali ini. Amran mengatakan JK memberikan saran terkait mekanisme penyerapan gabah petani hingga proses menuju revolusi hijau. “Itu adalah masukan yang baik untuk kami,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu mengimpor beras sepanjang tahun 2025. Hal ini didasarkan pada kenaikan produksi beras yang membuat cadangan pangan domestik saat ini mendekati 2 juta ton.
Pernyataan ini disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (2/12), yang dihadiri oleh seluruh menteri, wakil menteri, dan kepala lembaga.
“Cadangan yang ada di gudang saat ini mendekati 2 juta ton. Saya sangat yakin bahwa pada tahun 2025 kita tidak perlu lagi mengimpor beras,” kata Prabowo.
Ia juga menyebutkan cadangan pangan nasional saat ini merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.