Profesor Ekonomi Unair Pamerkan Lukisan Lidi yang Unik
Profesor Ekonomi Unair Pamerkan Lukisan Lidi yang Unik. ????Surabaya (beritajatim.com) – Dunia seni rupa Surabaya dikejutkan dengan pameran lukisan yang tak biasa. Bambang Tjahjadi, seorang profesor ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair), memamerkan karya-karya lukisnya yang unik, dibuat menggunakan lidi. Pameran ini menjadi bukti bahwa seni dan ekonomi dapat berjalan beriringan, bahkan saling melengkapi. “Mungkin baru pertama kali ada profesor yang menekuni hobinya melukis. [...] -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Dunia seni rupa Surabaya dikejutkan dengan pameran lukisan yang tak biasa. Bambang Tjahjadi, seorang profesor ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair), memamerkan karya-karya lukisnya yang unik, dibuat menggunakan lidi. Pameran ini menjadi bukti bahwa seni dan ekonomi dapat berjalan beriringan, bahkan saling melengkapi.
“Mungkin baru pertama kali ada profesor yang menekuni hobinya melukis. Dan lukisannya pakai lidi lagi. Ini kan suatu keunikan,” ujar Armuji, Wakil Wali Kota Surabaya, saat menghadiri pembukaan pameran.
Profesor yang akrab disapa Prof Mbenk ini telah menekuni hobi melukisnya sejak tahun 2000. Meskipun sehari-harinya mengajar dan membimbing mahasiswa, ia tetap menyempatkan diri untuk berkarya.
“Ini saya mengapresiasi memberikan suatu ajungan jempol dua. Karena apa? Karena Prof Mbenk berani dan mampu memberikan edukasi terhadap generasi-generasi muda. Bahwa seni lukis, seni rupa itu merupakan cerminan atau gambaran dari perjalanan,” lanjut Armuji.
Lukisan-lukisan Prof Mbenk memiliki daya tarik tersendiri. Warnanya cerah dan menggambarkan kegembiraan.
“Lukisan-lukisannya sangat menarik, cerah. Banyak lukisan-lukisan cerah menggambarkan suatu kegembiraan. Begitu orang melihat itu ada suatu ketertarikan, fokus pada warna-warna tertentu,” kata Armuji.
Prof Mbenk sendiri mengungkapkan bahwa ia terinspirasi oleh dua pelukis ternama, Basuki Abdullah dan Afandi.
“Saya itu pengagum dari Basuki Abdullah dan Afandi. Afandi itu teksturnya liar, Basuki Abdullah itu halus. Saya ingin menggabungkan itu,” jelasnya.
Lidi dipilih sebagai media lukis karena secara tidak sengaja ditemukan di belakang rumahnya.
“Ternyata itu yang bisa membuat lukisan itu tetap naturalis tapi masih bertekstur. Nah, itu namanya tiban ya. Tiban itu tiba-tiba ya,” kata Prof Mbenk.
Melalui lukisan-lukisannya, Prof Mbenk ingin menyampaikan pesan kepada generasi muda untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian.
“Pesan pada generasi muda bahwa apapun yang Anda itu ingin jadi, bisa jadi. Kalau konsisten. Kalau kita ingin jadi pelukis, ya harus konsisten terus,” tegasnya.
Pameran ini rencananya akan menjadi pembuka jalan bagi pameran-pameran lain yang akan digelar di berbagai daerah di Indonesia.[rea]