Ragam Eskalator di Dunia, dari Terpendek sampai Dipasang di Gunung

Jepang memiliki eskalator terpendek di dunia, sedangkan Cina membangun tangga berjalan itu di gunung untuk memudahkan ke puncak tanpa mendaki.

Ragam Eskalator di Dunia, dari Terpendek sampai Dipasang di Gunung

TEMPO.CO, Jakarta - umumnya dibangun untuk menghubungkan antara lantai satu dengan yang lain sebuah gedung. Namun, ada tangga berjalan yang tidak biasa di Jepang dan sama sekali tidak memenuhi hakikatnya. Eskalator ini disebut yang terpendek di dunia, fungsinya hanya untuk menarik perhatian.

Berada di lantai dasar pusat perbelanjaan Okadaya More wilayah Kawasaki, , tangga berjalan tersebut dikenal sebagai ‘Petit Calator’. Tingginya hanya 83,4 centimeter atau setara  5 anak tangga dan perjalanan hanya berlangsung delapan detik. Karena tidak biasa, tangga bergerak itu diperbincangkan di media sosial dan dijadikan objek wisata.

Di balik ukurannya, ada cerita yang melatarbelakangi pembangunan alat transportasi gerak itu. Pada Oktober 1989, lorong bawah tanah yang menghubungkan Okadaya More dan Kawasaki Azalea dibuka. Kemudian, eskalator dibangun untuk menyambungkan lorong bawah tanah Kawasaki Azalea di antara lantai dua Okadaya More. 

Awalnya, pembangunan direncanakan mengarah ke bawah untuk menyatukan pusat perbelanjaan bawah tanah dan Kawasaki More. Tapi, saat pembangunan dimulai, proses pengerjaan terhambat karena adanya balok besar melintang di bawah tanah. Karena masalah tersebut, ada pertimbangan agar pembangunan dihentikan.

Setelah melihat beberapa kepentingan, eskalator itu dilanjutkan sampai selesai dan menjadi seperti yang sekarang. Sebab kesalahan lapangan, terpaksa harus dibuat pendek dan pada akhirnya tidak menghubungkan lantai sama sekali.

Tangga berjalan ini diakui oleh Guinness Book of World Record sebagai ‘eskalator terpendek di dunia’ pada 1991. Rekor itu bertahan selama lebih dari 30 tahun. Karena keunikannya, banyak wisatawan datang ke Okadaya More bukan untuk belanja, melainkan hanya untuk melihat dan mengambil foto di sini. 

Eskalator terpanjang

Berbeda dengan Jepang, memiliki sesuatu yang dianggap lebih membantu pengunjung mencapai tempat wisata secara lebih cepat. Negeri Tirai Bambu ini justru membuat tangga yang bergerak naik turun di lereng gunung. Dibangun sepanjang 350 meter untuk menghemat waktu dan tenaga pengunjung ketika ingin liburan ke Gunung Tianyu di Provinsi Zhejiang.

Perjalanan ke gunung menggunakan tangga berjalan hanya menempuh waktu 10 menit dengan biaya 30 yuan atau setara Rp 67.175. Setelah mencapai bagian akhir, tidak jauh dari puncak gunung setinggi 300 meter, pelancong perlu berjalan kaki sebentar untuk sampai ke sana. Cara tersebut lebih populer karena praktis dan tidak membuat lelah. 

Tapi, jika ingin melakukan petualangan dan mengeksplor alam gunung ini, ada pilihan lain yaitu berjalan kaki. Wisatawan harus melewati rute berliku sejauh tiga kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu 50 menit. 

“Pada awalnya, kami mempertimbangkan untuk membangun kereta gantung. Namun, mengingat kemampuan transportasi kereta gantung yang terbatas dan risiko keamanan yang tinggi, eskalator relatif lebih aman dan memiliki kemampuan transportasi yang tinggi,” kata seorang pekerja perusahaan pengembangan pariwisata kepada China Daily dikutip dari Daily Mail.

Tangga itu mendapat kritik karena dianggap bisa membahayakan. Tetapi, beberapa orang juga mengapresiasi karena memberikan kesempatan bagi seluruh kalangan usia untuk menikmati keindahan alam pegunungan. “Meskipun saya menghargai pendakian gunung, saya pikir ini adalah cara inklusif bagi orang tua atau penyandang disabilitas untuk menikmati perjalanan mendaki,” kata seorang wisatawan.

Ini bukan pertama kalinya Cina membuat tangga berjalan di lereng gunung. Sebelum dibangun di Gunung Tianyu, eskalator terpanjang sudah dibuat di Enshi Canyon, Hubei sepanjang 688 meter. Perjalanan yang ditempuh dari awal sampai akhir membutuhkan waktu selama 18 menit.

NIA NUR FADILLAH | DAILY MAIL | CITY KAWASAKI