Rektor Unair Sindir Sekolah Terlambat Finalisasi PDSS: Teledor, Bisa Terulang Lagi!

Rektor Unair Sindir Sekolah Terlambat Finalisasi PDSS: Teledor, Bisa Terulang Lagi!. ????Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof Mohammad Nasih, memberikan tanggapan mengenai banyaknya siswa yang terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) akibat keterlambatan sekolah dalam melakukan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Rektor Unair Sindir Sekolah Terlambat Finalisasi PDSS: Teledor, Bisa Terulang Lagi!

Surabaya (beritajatim.com) – Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof Mohammad Nasih, memberikan tanggapan mengenai banyaknya siswa yang terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) akibat keterlambatan sekolah dalam melakukan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Dari data yang dihimpun, sejumlah sekolah di Indonesia, termasuk di Jawa Timur, belum menyelesaikan finalisasi PDSS hingga batas akhir yang ditentukan, padahal finalisasi data tersebut merupakan syarat penting bagi siswa agar bisa terdaftar sebagai peserta SNBP. Akibatnya, sejumlah siswa yang memenuhi kriteria tidak dapat mendaftar karena status PDSS mereka belum tercatat sebagai eligible.

Menyikapi keterlambatan finalisasi PDSS untuk SNBP, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) telah memberikan perpanjangan waktu pendaftaran selama 9 jam. Yakni, dimulai pada 7 Februari 2025 pukul 19.00 hingga 8 Februari 2025 pukul 04.00 WIB.

Menanggapi hal ini, Prof Nasih menyatakan bahwa pihaknya akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh kementerian. “Kita mengikuti kebijakan Pak Menteri saja, kalau mau dibuka ya buka, kalau tidak ya monggo saja,” ujar Nasih, Jumat (7/2/2025).

Namun, ia juga menambahkan bahwa menurut pandangannya, kebijakan tersebut tidak selalu perlu dibuka setiap saat. “Kalau saya, sesekali tidak perlu dibuka. Karena waktu untuk SNPMB 2025 ini sangat lama,” tegasnya.

Mengenai keterlambatan ini, Nasih menyebut jika hal tersebut merupakan akibat dari keteledoran pihak sekolah dalam memproses data PDSS. “Pasti, kita sudah mengumumkan dan melakukan sosialisasi tak henti-hentinya. Lalu ada informasi tentang (keterlambatan) itu. Sekolahnya agak kurang perhatian nampaknya,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada sekolah-sekolah agar lebih paham akan tugas dan fungsi mereka dalam proses seleksi ini. Ia menyoroti jika sekolah diberikan kelonggaran, tidak tertutup kemungkinan hal serupa akan kembali terulang.

“Kalau tidak, nanti misalnya, mohon maaf, tahun ini kita kasih kesempatan, tahun depan akan teledor lagi. Mungkin tidak di sekolah yang sama, tapi sekolah lain juga bisa teledor. (Sekolah berpikir) toh nanti akan dibuka lagi. Nah, ini harus ada unsur edukasi bagi sekolah agar mereka lebih aware dengan tugas dan fungsinya dalam seleksi ini,” imbuhnya.

Dengan situasi ini, diharapkan pihak sekolah dapat lebih memperhatikan jadwal dan ketentuan yang telah disosialisasikan untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal untuk mendaftar dalam jalur seleksi ini. [ipl/ian]