Rencana Pembangunan PSN PIK 2: Sirkuit hingga Masjid seperti di Turki
Pemerintah akan mengevaliasi proyek-proyek PSN, termasuk proyek Tropical Coastland dekat Pantai Indah Kapuk atau PIK 2 yang akan digarap Agung Sedayu Group.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN). Evaluasi akan mencakup proyek Tropical Coastland dekat Pantai Indah Kapuk atau PIK 2 yang akan digarap Agung Sedayu Group.
"Betul, beliau meminta kita benar-benar mereview dengan baik. Beliau juga ingin terlibat secara langsung karena ya seharusnya seperti itu," ujar pria yang akrab disapa AHY itu di Istana Kepresidenan, pekan ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia menegaskan bahwa seluruh PSN akan dievaluasi secara menyeluruh. "Seluruh PSN akan dievaluasi," ujar dia.
Di sisi lain, Airlangga mengatakan bahwa Pantai Indah Kapuk 2, di Tangerang, Banten, bukanlah bagian dari PSN. PSN di Kawasan PIK 2 hanya yang terkait dengan pengembangan ekowisata Tropical Coastland.
"PIK 2 tidak pernah menjadi PSN. Yang menjadi PSN Coastland Eco," kata dia.
Ia juga memastikan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di ekowisata Tropical Coastland akan dibiayai dengan dana yang bersumber dari non-APBN dan disertai dengan komitmen dari Badan Usaha Pengusul. Proyek ini diharapkan dapat menyerap sekitar 6.235 tenaga kerja langsung dan 13.550 tenaga kerja sebagai efek pengganda.
PSN tersebut merupakan pengembangan Green Area dan Eco-City di kawasan PIK 2 yang berlokasi di Provinsi Banten. Pengembangan wilayah akan dilakukan berbasis hijau dengan rencana luas lebih kurang 1.755 hektare (ha) serta ditujukan sebagai destinasi pariwisata baru yang berbasis hijau guna meningkatkan daya tarik bagi wisatawan.
Profil PSN PIK 2
PIK 2 merupakan proyek yang dibangun oleh Agung Sedayu Group dan Salim Group. Presiden Direktur Agung Sedayu Group, Nono Sampono mengatakan, lahan yang digunakan untuk membangun Tropical Coastland di PIK 2 merupakan area bekas hutan lindung mangrove.
“Dulunya diperkirakan seluas 1600 ha, tapi sekarang tersisa tinggal 91 ha. Dalam rencana PSN ini harus direhabilitasi, karena tanah ini tadinya milik negara terkena abrasi pantai,” kata Nono dikutip dari video youtube Agung Sedayu Group Official, pada Kamis (23/1).
Selain terkena abrasi, dia mengatakan lahan ini juga sudah digarap oleh masyarakat. Lahan ini dijadikan tambak dan sedikit pemukiman rumah rakyat, namun semua ini akan direlokasi.
Meski hanya tersisa 91 ha, pihaknya menargetkan dapat merehabilitasi area hutan sehingga lahannya menjadi 515 ha. Namun secara keseluruhan, proyek Tropical Coastland ini akan mencakup 1800 ha, jika termasuk dengan pembangunan jalan di dalam proyek tersebut.
Dia menyampaikan, dana yang diperlukan untuk semua rehabilitasi, termasuk pembebasan tanah dan lainnya mencapai hampir Rp 40 triliun. Dia menyebut dana ini murni dari sektor swasta.
“Selain pemekaran hutan, kami juga sudah membuat master plan, kawasan ini akan dibungkus oleh beberapa proyek, seperti wisata dan religi,” ujarnya.
Nono mengatakan pengembangan kawasan bekas hutan lindung mangrove ini dibangun dengan nuansa hijau, tidak ada pembangunan gedung megah ataupun pencakar langit di sana.
Dia menyebut, hal ini karena fasilitas yang ingin dibangun itu bertujuan untuk mengamankan area hutan, bersifat melindungi namun mendatangkan manfaat secara pariwisata. “Untuk bagaimana bisa menutupi anggaran hampir Rp 40 triliun itu,” ucapnya.
Lima Area Ekowisata: Kebun Binatang hingga Sirkuit
Nono menyampaikan, Tropical Coastland ini dibagi menjadi lima area. Area pertama rencananya akan dibangun dengan mengusung konsep Taman Bhineka.
Dia menyampaikan, pengembangan area ini membutuhkan dana sekitar Rp2,5 triliun. “Disini akan dibangun rumah ibadah semua agama yang ada di nusantara ini. Ada masjid, gereja Katolik, gereja Protestan, wihara, dan klenteng,” kata dia.
Nono menyebut bangunan masjid di kawasan akan mirip dengan Blue Mosque di Turki, tetapi lebih besar dan lebih luas. Ia memastikan masyarakat bisa beribadah sekaligus berwisata di area ini.
Area yang kedua akan dibagi menjadi dua kelompok, B1 dan B2. Pada area B1 akan dibangun seperti taman safari seluas dan kebun binatang, total luasnya mencapai 54 ha.
“Jauh lebih besar dari yang ada di Puncak, Bogor,” ujar Nono.
Sementara pada kelompok lainnya yakni B2, akan dibangun resort. Dia menyebut resort ini memiliki konsep ramah lingkungan, dengan komponen serba kayu.
Area yang ketiga berisi tentang safari mangrove dan mangrove boardwalk. Dia menyebut masyarakat dapat melihat kawasan hutan bakau dari jembatan yang akan tersedia di sana.
“Tapi disini akan disisipkan lapangan polo, sport untuk berkuda,” ucapnya.
Dia mengatakan pembangunan lapangan tersebut sebagai salah satu upaya persiapan jika suatu saat Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade. “Ini kan harus ada (lapangannya),” kata dia.
Area keempat akan dibangun sirkuit internasional. Nono menyebut sirkuit tersebut bisa digunakan untuk balapan Formula. Nono menyebut, area ini akan lebih bagus dibandingkan sirkuit di Singapura.
Area kelima, akan dibangun kawasan untuk olahraga ekstrem, seperti trail dan lain sebagainya. Namun, selain itu di area ini juga akan digunakan sebagai kawasan edukasi.
“Jadi ecotourism dan edukasi, semua tanaman nanti ada disitu. Orang berwisata berkeliling akan melihat keindahan. Jadi tidak ada bangunan sama sekali di sini (tropical coastland),” katanya.