Rincian Proyek Infrastruktur yang Kena Sunat karena Efisiensi Anggaran di Kementerian PU
Anggaran Kementerian PU bidang sumber daya air terkena sunat sebesar Rp 27,72 triliun karena kebijakan efisiensi anggaran.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkena efisiensi sebesar Rp 81,38 triliun, menyisakan Rp 29,57 triliun dari Rp 110,95 triliun. Sejumlah pembangunan infrastruktur pun terkena dampaknya.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, anggaran bidang sumber daya air terkena efisiensi sebesar Rp 27,72 triliun.
Efisiensi di bidang sumber daya air antara lain untuk pembangunan bendungan, jaringan irigasi, prasarana air baku, pengendali banjir, pengaman pantai, serta pengendali lahar dan sedimen.
Berikutnya, di bidang bina marga, sebesar Rp 24,38 triliun, di antaranya dikenakan untuk pembangunan jalan, peningkatan kapasitas dan preservasi peningkatan jalan, pembangunan dan duplikasi jembatan, pembanguna flyover atau underpass dan terowongan, pembangunan jalan bebas hambatan, serta preservasi rutin jala.
"Untuk bidang cipta karya, telah dilakukan efisiensi sebesar Rp 7,75 triliun," kata Dody dalam rapat kerja bersama Komisi DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Di bidang cipta karya, pembangunan infrastruktur yang terkena efisiensi seperti pembangunan, peningkatan, dan perluasan spam.
Lalu, sistem pengelolaan air lembah dan persampahan juga terdampak. Pengembangan kawasan dan penataa kawasan pariwisata turut terkena.
Pembangunan gedung dan penataan bangunan serta lingkungan juga ikut terkena dampak.
Di bidang prasarana strategis terkena pemangkasan sebesar Rp 20,69 triliun. Beberapa pembangunan yang terkena seperti sekolah, madrasah, perguruan tinggi, rehabilitasi renovasi permukiman, prasarana olahraga, dan prasarana lainnya.
Baca juga:
Sementara itu, ada 10 perubahan pola kerja akibat efisiensi ini.
"Satu, pembatalan kegiatan fisik single year contract baru dan mutual year contract baru yang bersumber dari rupiah murni," kata Dody.
Kedua, pembatalan pembelian alat berat. Dody mengatakan sekarang hanya mengoptimalisasi arat berat yang ada.
Ketiga, penggunaan dana tanggap darurat yang lebih selektif dan efisien. Keempat, pembatasan perjalanan dinas dalam dan luar negeri akan sangat selektif.
Kelima, mengurangi secara signifikan belanja alat tulis kantor secara signifikan. Dody menyebut ini menjadi salah satu upaya pihaknuya menuju paperless office.
Baca juga: