Sebanyak 68 karyawan PT TID korban keracunan makanan

Sebanyak 68 orang karyawan PT Tempopress International Delivery (TID) yang merupakan subkontraktor perusahaan ...

Sebanyak 68 karyawan PT TID korban keracunan makanan

Ternate (ANTARA) - Sebanyak 68 orang karyawan PT Tempopress International Delivery (TID) yang merupakan subkontraktor perusahaan pertambangan yang beroperasi di Halmahera Tengah, Maluku Utara (Malut) dilaporkan mengalami keracunan makanan.

HSE Supervisor PT TID, Winduwan Adi Putra dihubungi, Rabu, mengatakan korban keracunan makanan tersebut berjumlah 68 orang yaitu 40 karyawan dan 28 orang masyarakat yang juga keluarga karyawan.

Dari 68 korban itu, kata Winduwan, masih ada satu korban balita yang masih di rawat insentif di RSUD Weda, sedangkan sisanya telah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapat penanganan medis di rumah sakit,

Hasil kordinasi dengan dokter RSUD Weda keadaan balita tersebut sudah berangsur membaik dan mendapatkan pengawasan dari dokter RSUD Weda.

Baca juga:

Baca juga:

Penyebab keracunan masih dalam penelitian pihak kepolisian dan dinas kesehatan karena sudah mengambil sampel makanan yang masih utuh terbungkus, termasuk muntah korban untuk pemeriksaan di laboratorium.

"Kami dari perusahaan meminta maaf kepada korban, keluarga korban serta masyarakat atas insiden ini, ke depan kami akan lebih teliti dan berhati – hati mengenai katering," ujarnya.

Menurut dia, berdasarkan laporan, pihak katering pertama dalam pemberian makanan itu ada tiga kali penyajian, makanan siang, malam serta makanan pada dini hari, bagi karyawan sif malam, katering kedua menyediakan sarapan pagi.

Dia menyebut, penerapan dari perusahaan sebelum aktivitas dilaksanakan pengarahan baru membagikan makanan sarapan pagi.

"Setelah pengarahan baru karyawan mengambil sarapan pagi, ada sebagian makan di lokasi site ada juga di bawa pulang oleh karyawan untuk keluarga di rumah, pada saat di bawa ke rumah ada sebagian dimakan oleh istrinya dan ada juga di makan oleh anaknya, sehingga berdampak kepada keluarga karyawan," ungkapnya saat melakukan pertemuan dengan Disnakertrans Halmahera Tengah.

Dirinya mengaku, saat informasi keracunan tidak bersamaan antara satu sama lain, karena tidak ada aktivitas kerja, beda kalau ada aktivitas otomatis akan terjadi keracunan masal.

"Awalnya satu karyawan yang mengalami keracunan belum selesai penanganan medis kami mendapat laporan bahwa ada korban lain, karena keterbatasan tenaga kesehatan dan alat kesehatan maka perusahaan langsung mengambil langkah cepat untuk mendapatkan pertolongan korban dilarikan ke Puskesmas Sagea," kata Winduwan Adi Putra

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025